Nunukan

Dua Pejabat di RSUD Nunukan Dinilai Arogan

Sering Intimidasi Tenaga Honorer

NUNUKAN – Dinilai bersikap arogan terhadap tenaga honorer, dua oknum pejabat di RSUD Nunukan menjadi sorotan sekaligus diberi peringatan oleh anggota DPRD Nunukan, Muhammad Mansyur serta Donal.

Sikap arogansi kedua pejabat di RSUD Nunukan tersebut, yakni H. Sbr selaku Plt. Direktur serta pejabat Kabid Pelayanan Penunjang, Hj. DS, seperti dikatakan politisi dari Partai NasDem tersebut, kerap mengucapkan kata-kata intimidatif terhadap tenaga honorer yang dianggap vocal menanyakan kebijakan managemen yang membutuhkan penjelasan.

“Sebelumnya, kami mendapat informasi dari beberapa tenaga honorer di RSUD Nunukan yang berkeluh kesah atas tindakan arogansi yang mereka alami dari Sbr dan DS,” kata Muhammad Mansyur.

Seperti apa tindakan arogansi yang ditunjukkan kedua pejabat di RSUD Nunukan tersebut, mengutip penyampaian beberapa tenaga honorer yang diterima, Sbr mengeluarkan kata-kata intimidasi “Silahkan mengundurkan diri jika tidak patuh dengan kebijakan manajemen,”

Demikian juga DS dengan kata-kata yang membuat tenaga honorer yang sudah memberikan pengabdian antara 12 hingga 20 tahun di RSUD Nunukan, terpaksa mengelus dada. “Mengundurkan diri saja jika tidak puas. Di atas meja kami banyak menumpuk map orang yang melamar mau bekerja,”

Ditanyakan terkait hal tersebut, Sbr yang dipanggil ke gedung wakil rakyat pada Jum’at (31/2/2025) untuk memberikan klarifikasinya, sama sekali tidak menjelasan atau memberikan bantahannya.

“Saya kira, hal seperti itu tidak boleh terjadi lagi. Mereka bertanya, bukan membangkang. Seharusnya diberikan penjelasan sesuai yang dibutuhkan. Mereka tentunya ingin bekerja untuk menghidupi keluarga. Jangan diberikan pilihan yang menyakitkan,” kata Muhammad Mansyur yang menyayangkan kalimat seperti itu bisa keluar dari mulut orang berpendidikan apalagi dilengkapi embel embel gelar keagamaan.

Senada dengan Muhammad Mansyur, anggota DPRD Nunukan lainnya, Donal juga mengaku miris atas kejadian tersebut. Dia menilai perilaku demikian sama seperti ‘mempermainkan’ nasib orang kecil.

“Tolonglah jangan seperti itu. Diingat juga, di rumah mereka ada anggota keluarganya yang menggantungkan hidup sehari-hari dari gaji hasil bekerja sebagai tenaga honorer,” kata Donal. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button