
NUNUKAN – Salah satu destinasi wisata yang cukup menarik di Pulu Sebatik, Kebupten Nunukan, adalah Mangrove Bebatu Bais yang berloksi di Desa Setabu, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan.
Saat ini, lokasi wisata tersebut terus menunjukkan potensi besar sebagai objek wisata alam yang menyuguhkan keindahan pesisir yang mempesona.
Namun, berdasarkan pengamatan tim publikasi Diskominfo pada kunjungan yang berlangsung Rabu (18/12/2024), masih diperlukan beberap sarana dan prasarana agar tempat wisata ini jadi lebih menarik minat pengunjung menghadirinya.
Terutama dari beberapa fasilitas yang perlu dibangun dalam waktu dekat adalah akses jalan menuju lokasi wisata. Sebgai salah satu sarana yang paling banyak dikeluhakan wisatawan yang pernah mengunjunginya.
Pemerintah Desa Setabu di Kecamatan Sebatik Barat sebagai pengelola Mangrove Bebatu Bais membenarkan jika masih diperlukan beberapa sarana pendukung untuk meningkatkan minat kunjungan dan kenyamanan wisatawan yang datang.
Kepala Desa Setabu, Ramli mengatakan pihaknya telah mempelajari kondisi untuk meningkatkan minat orang berkunjung ke Lokasi wisata yang menjadi andalan desa mereka tersebut, adalah akses jalan. Yakni jembatan yang mengarah ke hutn mangrove
“Jembatan yang aman dan nyaman akan memudahkan pengunjung untuk menikmati keindahan alam di sekitar Bebatu Bais tanpa harus merasa khawatir akan keamanan dan keselamatannya,” kata Rmli.
Selain itu, laanjut dia, perbaikan fasilitas toilet juga menjadi hal penting. Mengingat toilet yang bersih dan terawat akan meningkatkan kenyamanan pengunjung selama berada di lokasi wisata.
Dengan tiket masuk yang cukup terjangkau, yani sebesar Rp 5.000 untuk orang dewasa sebesar Rp 2.000 untuk anak-anak, Mangrove Bebatu Bais menyuguhkan keindahan alam yang cocok untuk keluarga, teman, atau wisatawan yang mencari ketenangan dan kesegaran alam.
Namun sayangnya, potensi keindahan alam yang besar dimiliki destinasi wisata ini, masih sedikit mendapat kunjungan di luar hari libur atau akhir pekan masih. Menjadi PR bagi Pemerintahan Desa Setabu untuk meningktkn srn pendukung dan promosi memperkenalkannya.
Langkah berpromosi sejauh ini, selain melalui media sosial maupun sebran cerita dari mulut ke mulut, dianggap masih efektif untuk mendongkrak jumlah pengunjungnya.
Di era digital ini, informasi mengenai keindahan alam dan keunikan wisata mangrove Bebatu Bais harus lebih digencarkan melalui platform online yang dapat menjangkau lebih banyak audiens.
Dengan berbagai perbaikan fasilitas dan peningkatan promosi, diharapkan Mangrove Bebatu Bais dapat menjadi destinasi wisata favorit yang lebih ramai pengunjung sepanjang tahun, bukan hanya saat liburan atau akhir pekan saja. (Adv)