
NUNUKAN – Kampung Bahari di Mamolo, Kelurahan Tg. Harapan, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan dikenal sebagai wilayah penghasil rumput laut terbesar di Kabupaten Nunukan.
Namun dibalik reputasi tersebut, ada hal yang cukup memprihatinkan. Dari seluruh masyarakat pekerja yang melibati bidang usaha budidaya rumput laut di sini, tidak sedikit diantaranya merupakan generasi belia yang putus sekolah.
Seyogyanya, mereka masih harus berada di bangku sekolah dengan status pelajar yang giat menekuni dunia pendidikan.
Hal ini tentu saja membuat jajaran TNI AL Nunukan ikut merasa prihatin dengan masa depan generasi muda bangsa ini.
Dari rasa keprihatinan tersebut ditindaklanjuti dengan wacana mengadakan program pendidikan non formal di kawasan itu, agar generasi muda putus sekolah dimaksud masih bisa memiliki masa depan yang lebih baik dengan mengantongi ijazah pendidikan melalui lembaga pendidikan non formal.
“Sebagai bentuk kemanunggalan TNI AL bersama rakyat demi kepentingan negara, khususnya di Kabupaten Nunukan, akan kami bangun sebuah Rumah Pintar yang diberi nama Jala Vidya Kampung Bahari Nusantara,” kata Komandan Lanal Nunukan, Letkol Laut (P) Arief Kurniawan Hertanto SH, Sabtu (5/2/2022) lalu.
Pengembangan Kampung Bahari Nusantara (KBN) di Mamolo tersebut, lanjut Arief merupakan upaya jajarannya untuk membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ada 5 kluster yang dilakukan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut, Edukasi, Ekonomi, Kesehatan, Pariwisata dan Pertahanan.
Sedangkan Rumah Pintar yang akan dibangun, merupakan satu di antara kluster edukasi di bidang pendidikan. Rencananya, wadah tersebut akan diresmikan bersamaan program TNI AL yang dicanangkan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL).
Tujuan pembangunannya, lanjut Arief, agar anak-anak putus sekolah di wilayah ini bisa membaca melalui sarana buku-buku bacaan dan fasilitas internet yang disediakan.
“Ke depannya, anak-anak yang putus sekolah akan diberikan pendidikan melalui lembaga pendidikan non formal untuk mendapatkan ijazah Paket A, Paket B dan Paket C,” terang Arief.
Masih menurut Danlanal Nunukan ini, kendati usaha rumput laut saat ini dianggap mampu mencukupi kebutuhan ekonomi mereka, para orang tua mestinya tetap harus memikirkan kebutuhan pendidikan anak-anaknya.
“Ini benar-benar menjadi pikiran saya. Harga pasar rumput laut ada pasang surutnya. Jika pada saatnya nanti anak-anak itu memasuki usia kerja yang sebenarnya dan bermaksud beralih pekerjaan, mereka tentunya memerlukan pendidikan sebagai dasarnya,” terang Arief.
Untuk langkah selanjutnya terkait keberadaan Rumah Pintar Jala Vidya Kampung Bahari Nusantara, menurut Danlanal Nunukan ini diperlukan kerja sama dari Pemda setempat melalui Dinas Pendidikan untuk memikirkan tenaga pengajarnya.
“Kami hanya menginginkan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa itu bisa tetap mendapatkan pendidikan dan bukti kelulusannya,” pungkas Arief. (DEVY/DIKSIPRO)