KaltaraNunukan

Marah, Bupati Nunukan Gelar Apel Korpri ‘Istimewa’

Diduga Terkait Kasus Pasien Hemodialisa di RSUD

NUNUKAN – Apel Korpri yang diselenggarakan di Kantor Bupati Nunukan pada tanggal 17 Mei 2022, agak berbeda dengan rutinitas penyelenggaraan setiap bulan yang pernah dilakukan selama ini.

Jika sebelumnya hanya dilibati oleh ASN yang berkantor di lingkungan Kantor Bupati Nunukan, namun kali ini juga dihadiri pimpinan seluruh OPD, pejabat Asisten dan Staf Ahli khusus Bupati Nunukan, pejabat Kepala Bagian, Camat Nunukan dan Nunukan Selatan serta seluruh ASN Eselon III di OPD yang ada di Pulau Nunukan.

Bahkan pada kegiatan yang digelar di halaman Kantor Bupati Nunukan tersebut ‘mewajibkan’ diikuti dokter dan pejabat eselon III di RSUD dan Puskesmas yang ada Kecamatan Nunukan, Kecamatan Nunukan Selatan serta Puskesmas di kecamatan se-Pulau Sebatik.

Selaku inspektur upacara, Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura, S.E., M.M., Ph.D., dalam sambutannya tegas mengingatkan tentang introspeksi diri dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di daerah ini.

Sebagai ASN, menurut Bupati, sudah seharusnya bekerja sesuai dengan aturan dengan mengesampingkan ego sektoral.

“Laksanakan tugas dan fungsi sebagai ASN dengan penuh tanggung jawab, sudahi ego sektoral. Harus disadari, jika pekerjaannya tidak selesai maka bukan hanya diri sendiri tapi pimpinan juga ikut malu,” kata Laura.

Kinerja para ASN, lanjut Bupati, akan dinilai oleh masyarakat. Karenanya tidak sedikit laporan yang dia terima terkait hal itu. Baik atau buruk kinerja ASN di daerah ini selalu tersampaikan kepadanya selaku pimpinan daerah.

Jika ingin mengikuti maunya, Bupati Nunukan ini mengaku mungkin setiap hari akan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke kantor-kantor pemerintahan yang ada guna melihat dan menilai kinerja ASN.

Namun hal tersebut tidak dilakukan karena dia tidak ingin melihat para pegawai merasa tertekan dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.

Namun sebaliknya, diharapkan ASN di Nunukan harus tetap sigap. Apapun cara dan strategi yang bisa dilakukan, harus dilaksanakan agar pekerjaan beres terselesaikan.

Bupati Nunukan ini menggaris bawahi tentang ego sektoral sebagai catatan penting dan harus dipahami oleh para ASN. Karena menurutnya, sejak pertama menjabat sebagai Bupati, hingga saat ini hal tersebut masih kerap menjadi masalah.

“Saya tidak tahu kenapa?. Apa karena tidak suka atau ada apa. Saya ingin ada introspeksi diri dan dilakukan perubahan kearah lebih positif ,” kata Laura.

Terkait soal mutasi pejabat, Laura meminta agar seluruh ASN harus memahami dengan segala aturan yang berlaku. Aturan-aturan itu, kata Bupati harus dibaca. Jangan hanya dengar-dengar. Karena akan membuat tidak paham sepenuhnya.

“Jika tidak bisa membaca, menghafal atau menguasai aturan yang berlaku, saya minta kerjanya yang lurus-lurus saja,” kata Bupati lagi

Selain itu, menurut Laura persoalan mutasi, diminta para pejabat di lingkungan Pemda Nunukan harus paham dengan segala ketentuan yang mengatur terkait dengan kebijakan mutasi.

Diingatkan, seorang ASN jangan terlalu saklek mengenai mutasi. Seorang ASN selayaknya bersedia ditempatkan dimana saja. Jika ada yang keberatan, sebaiknya didiskusikan atau dikomunikasikan.

“Tapi ini ada beberapa diantaranya, setelah dimutasi, malah panggil media. Bicara begini begitu. Harus tahu, ada beberapa media yang bahasanya provokatif. Malah akan membuat gaduh suasana. Itu akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pimpinan,” beber Laura.

Pejabat nomor satu di Nunukan ini juga menegaskan, dengan latar belakang politiknya, bagi dia ribut-ribut di media massa merupakan hal biasa. Setiap ada masalah, pasti ada solusinya.

“Tapi jika ternyata tidak ada solusinya, berarti kalian (ASN) yang bermasalah,” tegas Laura.

Momen tidak biasa pada Apel Korpri yang berlangsung Selasa 17 Mei 2022 di halaman Kantor Bupati Nunukan kali ini diduga kuat terkait erat dengan keprihatinan Bupati pada kasus pasien hemodialisa (HD) yang tidak mendapat pelayanan semestinya di RSUD Nunukan.

Lantaran oknum tenaga dokter terkait yang dibutuhkan penangananya tidak berada ditempat sehingga pasien alami tidak sadarkan diri dan terpaksa segera diberangkatkan oleh pihak keluarganya ke Rumah Sakit di Tarakan.(INNA/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button