Ekowis

Libur Natal, Wisata Mangrove Yaki Manurani Ramai Dikunjungi

Diprediksi Lebih Meningkat Pada Libur Pergantian Tahun

NUNUKAN – Kendati fasiltas pendukung yang dimiliki masih terbatas, namun tempat Wisata Mangrove Yaki Manurani yang secara resmi dibuka pada tanggal 11 Desember 2021 lalu mulai ramai menjaring pengunjung. Wisatawan yang datang terlihat lebih ramai pada saat libur akhir pekan atau libur peringatan hari besar nasional.

Termasuk libur perayaan Natal tahun 2021 ini, destinasi wisata yang berada di Jl. Mayo Busra, RT. 04, Desa Binusan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara tersebut banyak didatangi orang yang ingin melewatkan hari liburnya dengan melihat-lihat daya tarik yang dimiliki tempat wisata ini.

“Sejak resmi dibuka pertengahan Desember 2021 lalu, setiap hari libur akhir pekan tempat wisata ini sudah banyak dikunjungi orang,” terang Risman, petugas yang dipercaya menjadi pengawas di tempat wisata Yaki Manurani.

Dengan tarif masuk sebesar Rp 3000 per orang, pada libur Natal 25 Desember 2021 lalu, sejak pagi hingga sore, lokasi wisata ini memperoleh pendapatan sebesar Rp 353 Ribu.

Diperkirakan, pada libur pergantian tahun beberapa hari mendatang, jumlah pengunjung akan lebih banyak dibanding hari libur Natal kali ini.

Selain ongkos tiket masuk, pihak desa selaku pengelola tempat wisata ini juga memperoleh retribusi dari biaya parkir kendaraan roda dua sebesar Rp 2000 dan sebesar Rp 5000 untuk kendaraan roda empat setiap unitnya.

Selain untuk perawatan, dana yang diperoleh dari pengunjung tersebut ke depannya digunakan untuk pengembangan fasilitas wisata, insentif pengawas serta kas pendapatan desa.

“Kami sadari, fasilitas yang dimiliki Wisata Mangrove Yaki Manurani ini masih cukup terbatas. Dari hasil retribusi tiket masuk dan biaya parkir itulah kami harapkan peran dan partisipasi masyarakat pengunjung dibutuhkan guna membangun lokasi wisata ini agar lebih nyaman dan menarik sebagai tempat pilihan berwisata,” tambah Risman.

Di lokasi wisata dan sekitarnya, pihak desa selaku pengelola tidak henti-hentinya mengampanyekan budaya bersih kepada para pengunjung. Terutama dalam hal membuang sampah pada tempatnya.

Dijelaskan Risman, habitat hutan mangrove yang dijadikan tempat wisata juga harus tetap terjaga dan terpelihara kelestariannya. Selain mengganggu keindahan pandangan, tidak terkendalinya sampah yang berserakan diyakini akan merusak habtat hutan mangrove tersebut.

Yuliana Ruri, salah seorang pengunjung mengakui keindahan yang dimiliki Wisata Yuki Manurani memiliki daya tarik tersendiri. Terutama pada posisinya di bibir pantai yang masih terbilang steril dari hunian penduduk.

“Sebagai masyarakat, saya berharap pengembangan objek wisata ini tetap memperhatikan kondisi lingkungannya agar nuansa alaminya tetap terjaga baik,” terang Yuliana Ruri.

Harapan itu disampaikannya, agar wisata Yuki Manurani akan menjadi tempat yang menyenangkan dan menjadi kebanggan masyarakat Nunukan.

“Ketika ada kerabat atau teman dari luar daerah yang datang ke Nunukan, kita tidak merasa sungkan atau malu untuk mengajak mereka berkunjung ke tempat Wisata Mangrove Yuki Manurani,” kata Yuliani menutup perbincangan dengan diksipro.com. (DPro01/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button