Kesbangpol Nunukan Perkuat Sinergi Intelijen dan Pers Lewat Forum Deteksi Dini ATHG

NUNUKAN – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Nunukan menyelenggarakan forum diskusi bertajuk “Sinergi dan Kolaborasi Deteksi Dini dan Cegah Dini Potensi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) di Bidang IPOLEKSOSBUDKAM”, Selasa pagi, (22/7/2025) di Resto Hotel Lenfin, Nunukan.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 12.00 WITA ini dihadiri oleh unsur intelijen dari berbagai lembaga vertikal serta insan pers lokal, sebagai representasi mitra strategis non-formal pemerintah dalam menjaga stabilitas keamanan daerah perbatasan.
Kepala Kesbangpol Kabupaten Nunukan, Hasan Basri, membuka acara dengan penekanan pentingnya sinergi sistemik antara komunitas intelijen formal dan media sebagai mitra kolaboratif dalam upaya deteksi dini potensi ATHG yang bersifat multidimensi.
“Intelijen adalah mata dan telinga formal pemerintah. Pers adalah mata dan telinga non-formal. Ketika keduanya bersinergi, kewaspadaan nasional akan lebih terstruktur dan responsif,” ujar Hasan dalam sambutannya.
Ia menyoroti sejumlah isu strategis yang kini melingkupi wilayah Nunukan, termasuk kasus narkoba, perdagangan orang, aktivitas ilegal di perairan, dan potensi infiltrasi paham radikal. Menurutnya, tantangan tersebut menuntut respons lintas sektor yang cepat dan terkoordinasi.
Pada forum tersebut, Hasan juga mengumumkan inisiatif pembentukan komunitas pemuda lintas agama sebagai bagian dari penguatan ketahanan sosial dan identitas kebangsaan. Ia menegaskan bahwa generasi muda perlu difasilitasi untuk menjadi garda terdepan dalam membentengi nilai-nilai persatuan.
Turut hadir sebagai peserta aktif antara lain unsur intelijen dari Kodim 0911/Nnk, Lanal, Kejaksaan, Polisi Militer, Satgas Pamtas, Bea Cukai, BAIS, SGI, BIN Daerah, serta sejumlah wartawan media lokal. Keberadaan mereka dinilai strategis dalam merumuskan pola sinergi deteksi dan cegah dini ATHG secara terukur dan tepat sasaran.
Diskusi berlangsung terbuka dan konstruktif, dengan atmosfer kolaboratif yang mencerminkan keseriusan seluruh peserta dalam menjaga stabilitas di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, khususnya di wilayah strategis perbatasan Nunukan. (WIRA/DPro)