
NUNUKAN – Gelombang penolakan terhadap keberadaan Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di berbagai daerah di Indonesia terus bergerak. Tidak terkecuali di Kabupaten Nunukan, sikap penolakan terhadap Ormas bentukan Hercules tersebut juga terjadi.
Diinisisi oleh kalangan akademisi dari Politeknik Negeri Nunukan (PNN), kegiatan yang disebut sebagai aksi damai itu dilakukan melalui penyampaian deklarasi bersama dalam menegaskan sikap menolak kehadiran GRIB Jaya di Nunukan.
Deklarasi bersama yang digelar pada arena Tugu Dwikora Nunukan, Senin (19/5/2025) ini diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat lokal, diantaranya Paguyuban Keluarga Jawa (Pakuwaja), Peresekutuan Suku Asli Kalimantan (Pusaka), Laskar Pemuda Adat Kalimantan Timur – Kalimantan Utara (LPADKT-KU), Ikatan Pemuda Bubuhan Banjar (IPBB) Nunukan, Lembaga Adat Dayak Tenggalan, Masyarakat Dayak Agabag, Masyarakat Dayak Lundayeh dan Lembaga Swadaya Masyarakat Pancasila Jiwaku (LSM Panjiku).
Sedangkan dari kalangan akademisi, penolakan terhadap keberadaan Ormas yang secara nasional dipimpin oleh sosok mantan preman penguasa kawasan Tanah Abang di Jakarta bernama asli Rosario de Marsall tersebut oleh para dosen di PNN, para mahasiswa PNN yang tergbung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), mahasiswa perwakilan jurusan jurusan yang ada di PNN serta Ikatan Kelurga Alumni Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 (IKA SMPN 1) Nunukan.
Tidak kalah menarik, selain yang sudah berkoordinasi sebelumnya, gaung dari deklarasi damai yang dilakukan saat itu juga bertambah besar dengan insiatif kelompok cabang olahraga Pencak Silat yang menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama (NU) Pagar Nusa Nunukan ikut bergabung menegaskan sikap menolak Ormas GRIB Jaya hadir di Nunukan.
Pada giliran menyampaikan orasinya, Ketua DPC LPADKT-KU Nunukan, Rian Antoni memastikan tentang sebuah kelompok terbentuk yang kehadirannya tidak diterima banyak masyarakat maka keberadaannya berpotensi memicu konflik sosial.
“Berbagai informasi nyata telah kita peroleh, adanya konflik yang terjadi pada beberapa daerah di Indonesia setelah kehadiran GRIB Jaya. Dan hari ini, kita melihat banyaknya elemen masyarakat Nunukan, termasuk LPADKT-KU yang selama ini damai hidup berdampingan, menyatakaan sikap tegas penolakannya jika GRIB Jaya akan di bentuk di Nunukan,” ujar Rian Antoni.
Tidak kalah Garang, melalui orasinya, Ketua Lembaga Adat Dayak Tenggalan, Donal juga meneriakan lantang soal ketidak inginan hadirnya sebuh organisasi dengan rekam jejak kerap melakukan tindakan tindakan anarkis dan memandang sebelah mata terhadap ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di negara ini.
“Jika dengan aparatur negara saja berani anarkis, bagaimana terhadap kita masyarakat sipil Nunukan yang sejatinya lebih mengutamakan perdamaian, menjunjung tinggi rasa persaudaraan dan menghindari tindak kekerasan. Karenanya, tidak ada kata lain, kami masyarakat Dayak Tenggalan tegas bersama kita semua menolak jika GRIB Jaya ingin masuk di Kabupaten Nunukan.
Aksi damai yang memilih pusat kota, Taman Alun-Alun Kota Nunukan dan areal Tugu Dwikora sebagai tempat menyampaikan deklarasi ini sejtinya dimulai sejak Pk 10.00 Wita. Memilih halaman Kampus PNN di Jl. Limau Nunukan Selatan sebagai titik kumpul massa peserta aksi.
Di tempat itu, salah seorang dosen PNN yang ditunjuk sebagai Koordinator Lapangan (Kolap) kegiatan deklarasi, Basran kembali memberikan arahan guna memastikan kegiatan yang mereka selenggarakan ini merupakan aksi damai. Karenanya, seluruh peserta kegiatan diharapkan mampu menunjukkan kualitas sikap terbaik mereka sejak awal hingga akhir acara dilangsungkan.
“Kita tidak intoleran terhadap organisasi apapun yang dibentuk, selama memiliki tujuan yang baik. Namun jika organisasi yang sejak awal keberadaannya selalu menjadi pemicu kericuhan hingga memecah belah di tengah masyarakat, tentunya organisasi seperti itu sangat tidak kita inginkan dan harus ditolak jika ingin masuk ke daerah kita,” tegas Basran.
Usai pengarahan yang berlangsung selama lebih kurng 20 menit, ratusan massa aksi mulai bergerak meninggalkan halaman kampus PNN, menggunakan kendaraan bermotor roda dua menuju Lokasi Alun Alun Kota Nunukan.
Iring-iringan massa berkendaran sepeda motor yang bergerak menyusuri jalan jalan yang dilalui menuju pusat kegiatan acara inti digelar dengan didahului oleh kendaraan roda empat pengawalan dari Satlantas Polres Nunukan, tertib hingga sampai di tujuan.
Konvoi tersebut sempat menyita perhatian masyarakat Nunukan yang saat itu kebetulan berada pada jalur jalur jalan lintasan yang dilalui. Mengetahui bahwa iring iringan melintas yang mereka lihat merupakan kegiatan dari aksi masyarakat yang tidak setuju jika GRIB Jaya ada di Nunukan, beberapa dintaranya turut memberikan dukungan melalui teriakan yel yel “Tolak GRIB….tolak GRIB,”. Tidak sedikit juga warga yang terlihat sigap langsung mengendarai sepeda motor miliknya, inisiatif ikut bergabung dalam barisan konvoi..
Usai pembacaan teks deklarasi bersama yang disampaikan bergantian oleh masing-masing ketua atau koordintor peserta, aksi ditutup dengan penandatanganan pada lembar dukungan. Dimulai dari Direktur PNN Arkas Viddy, berikutnya pimpinan atau perwakilan masing-masing kelompok peserta aksi hingga dilanjutkan oleh peserta perorangan. (ADHE/DIKSIPRO)