KaltaraNunukan

RSUD Nunukan Akui Kekurangan Dokter Spesialis

Banyak Pasien Terpaksa Dirujuk ke Tarakan

NUNUKAN – Untuk mendapatkan layanan kesehatan bedah syaraf dan urologi, masyarakat Nunukan ternyata masih harus dirujuk ke RSUD dr. Jusuf SK di Tarakan lantaran belum bisa mendapatkan kedua layanan kesehatan tersebut di RSUD Nunukan.

Hal ini diakui Dirut Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) Nunukan dr. Dulman yang menjanjikan tahun 2023 mendatang, kebutuhan kedua dokter spesialis tersebut akan dipenuhi.

Bahkan, sebelumnya juga bukan hanya pasien yang membutuhkan kesehatan bedah syaraf dan urologi yang dirujuk ke RSUD yang ada di Tarakan tapi termasuk pasien yang membutuhkan layanan kesehatan Ortopedi

“Tapi enam bulan terakhir dokter yang melayani Ortopedi sudah ada di RSUD Nunukan. Tinggal pasien stroke yang hingga saat ini masih sering dirujuk ke RSUD di Tarakan,” terang Dulman, Selasa (2/8/2022).

Sementara itu, untuk alat kesehatan yang hingga kini belum tersedia di RSUD Nunukan adalah alat CT Scan menyusul alat yang dimiliki sebelumnya sudah tidak bisa digunakan lagi karena dalam kondisi rusak.

“Kita (RSUD Nunukan ) mengupayakan Alat CT scan tahun depan juga sudah ada,” ujarnya.

Menurut Dulman, rata-rata per minggu pasien rawat inap di RSUD Nunukan ada sebanyak 143 orang pasien yang meliputi pasien Penyakit Dalam, Kandungan, Jiwa, Mata, Syaraf, Anak, dan Ortopedi.

Dari jumlah pasien rawat inap tersebut, dipastikan RSUD masih memiliki daya tampung yang cukup untuk setiap minggunya.

Diterangkan, saat ini di RSUD Nunukan tersedia 200 bed untuk mengakomodir pasien rawat inap. Jumlah tersebut dianggap masih cukup memadai. Apalagi jika pekerjaan renovasi  pada beberapa bangunan yang saat ini dikerjakan sudah selesai, akan ada penambahan bangunan baru yang bisa difungsikan untuk ruang rawat inap.

Menyebutkan kelebihan yang dimiliki RSUD Nunukan dibanding RSUD lainnya di wilayah Kaltara, untuk layanan fasilitas kelas I,setiap ruang hanya diisi untuk 1 pasien demikian juga pada layanan fasilitas kelas II yang setiap ruang hanya diperuntukan pada 2 pasien.

“Berbeda dengan RSUD lainnya yang menampung dua orang pasien pada ruang layanan kelas I dan tiga pasien pada ruang layanan kelas II,” ungkapnya.

Kendati demikian, Direktur RSUD Nunukan ini tetap mengimbau pada masyarakat di daerah ini untuk selalu menjaga dan memperhatikan masalah kesehatan diri dan keluarga serta lingkungannya. Mengingat ‘harga’ sehat itu mahal.

Sedangkan kepada masyarakat pengguna BPJS Kesehatan mandiri, Dulman mengingatkan agar tidak menunggak dalam membayar iuran BPJS yang dimiliki. Dia juga menjelaskan terkait warga tidak mampu tentang adanya bantuan melalui Dinas Sosial untuk program kartu sehat yang disubsidi oleh pemerintah daerah (DEVY/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button