NUNUKAN – Sempat diberitakan sebelumnya harga telur ayam di Nunukan naik hingga Rp 50 Ribu per piring, dua hari terakhir harga tersebut naik lagi sampai Rp 55 Ribu per piring.
Kenaikan harga tersebut dipastikan karena menurunnya produksi telur ayam di daerah pemasok, sedang permintaan konsumen terjadi peningkatan. Untuk memenuhi permintaan pasar beberapa pedagang besar mendatangkannya dari Sulawesi.
Sedikitnya, terdeteksi 6 pengusaha pemasok telur ayam yang ada di Nunukan, masing-masing 1 usaha berada di Tanah Merah, kawasan Pasar Malam, Jl. Porsas, Jl. Lingkar dan 2 pemasok berada di kawasan Pasar baru.
Kendati sedikit lebih murah, telur ayam yang di datangkan dari Tawau, Malaysia kabarnya kurang diminati karena kebanyakan pada kondisi yang kurang baik akibat terlalu lama berada di tempat penyimpanan di Malaysia sebelum dimasukkan ke Nunukan.
“Harga telur ayam sudah tinggi. Pedagang atau pengusaha pemasok dari Nunukan harus menyesuaikan dengan harga jual di daerah asal telur ayam didatangkan,” terang Ali salah seorang pedagang telur di Pasar Baru.
Sekitar satu minggu lalu, Ali membenarkan harga telur di pasaran Nunukan yang didatangkan dari Sulawesi memang masih Rp. 50 Ribu per piring. Beberapa hari terakhir sudah naik lagi. Diperkirakan harga tersebut masih bertahan hingga memasuki Januari 2022.
H. Andi Eceng, salah seorang pedagang di kawasan Jl. Lingkar sekaligus pemasok telur ayam dari Sulawesi mengatakan, harga modal pembelian di Sulawesi sudah naik menjadi Rp 48 Ribu per piring.
“Setelah dikalkulasi dengan segala biaya yang dikeluarkan hingga sampai di Nunukan, tidak bisa lagi dijual dengan harga sama dengan sebelumnya. terpaksa dinaikkan,” kata H. Andi Eceng.
Belum lagi pernyortiran yang harus dilakukan setelah telur ayam tiba di Nunukan untuk menghindari kerusakan telur saat tiba di tangan konsumen.
Sahidin, salah seorang pedagang pengecer telur ayam di Nunukan mengaku membeli telur ayam pada pengusaha pemasok yang ada di Nunukan, sudah dengan harga Rp 53 Ribu per piring.
“Dengan harga tersebut, saya mendapat keuntungan yang tidak terlalu banyak. Menjualnya kembali pada toko atau penjual langganan saya dengan harga Rp 55 Ribu per piring atau seharga Rp 270 Ribu per ikat berisi 5 piring,” kata sahidin.
Mendapat untung tipis itu terpaksa tetap dia lakoni demi menjaga para langganannya agar tidak berpindah ke tempat lain. Sahidin berharap harga telur ayam di Nunukan segera kembali normal seperti sebelumnya. (DPro01/DIKSIPRO)