NunukanPendidikan

Disdikbud Perkenalkan Kelas Belajar Kejar Pabettang

Widodo : “Inovasi dunia pendidikan di Kabupaten Nunukan,”

NUNUKAN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Nunukan membuat sebuah inovasi dalam dunia pendidikan di daerah ini.

Inovasi tersebut adalah program pembelajaran yang akan diberikan pada anak-anak pabettang yang membantu pekerjaan orang tua mereka mengikat rumput laut dalam upaya memberi tambahan peningkatan ekonomi keluarga.

Kepala Bidang Pembinaan SD dan SMP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Nunukan, Widodo, S. PKP, M. Si, menjelaskan, program pendidikan dimaksud adalah model kelas belajar yang akan dilaksanakan di pondok-pondok pekerja rumput laut atau yang dikenal dengan sebutan gulang-gulang.

Program pendidikan yang kemudian diberi nama Kelas Belajar Kejar Pabettang ini akan menyasar anak usia sekolah pada satuan pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Untuk jangka pendek program belajar itu akan diselenggarakan di wilayah pesisir pantai Kelurahan Nunukan Selatan. Pada jangka menengahnya, di tingkat kecamatan dan pada jangka panjangnya di tingkat kabupaten.

Pada organisasi kerja Disdikbud, manfaat inovasi ini adalah untuk meningkatkan capaian kerja dinas dalam upaya menurunkan angka putus sekolah dan meningkatkan angka partisipasi sekolah.

Terhadap Pemerintah Daerah, program ini akan meningkatkan kinerja pelayanan publik, berupa tersedianya wadah bagi anak-anak yang bekerja membantu  orang tuanya mabettang dan meningkatkan Angka Harapan Lama Sekolah (AHLS) serta Indek Pembangunan Manusia (IPM).

“Sedangkan manfaat terhadap peserta didik, pelaksanaan KBKP ini akan memberikan kesempatan dan waktu yang cukup bagi anak-anak pabettang dalam upaya mencegah anak putus sekolah,” terang Widodo.

 Orang tua peserta didik juga mendapatkan manfaat karena memberikan rasa bangga atas anak-anak mereka yang tetap bisa melanjutkan  dan meningkatkan pendidikan demi masa depannya.

“Secara ekonomi, anak-anak tetap bisa membantu orangtuanya mendapatkan penghasilan dari kegiatan mabettang tersebut,” lanjut Widodo.

Lebih rinci, Kabid Pembinaan SD dan SMP di Disdikbud Kabupaten Nunukan ini menjelaskan, inovasi Kejar Pabettang merupakan sebuah trobosan layanan pembelajaran bagi peserta didik SD dan SMP yang memiliki kesibukan bekerja membantu orang tuanya mengikat rumput laut, di tempat peserta didik terdaftar.

Pembelajaran dilakukan dengan metode Blended Learning yang memadukan berbagai metode pembelajaran yang menyesuaikan kondisi peserta didik dengan tempat belajar yang fleksibel. Bisa dilakukan di dalam kelas belajar atau pada pondok gulang-gulang.

“Pembelajaran juga dapat dilakukan dengan pola Luring, yakni dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) atau pola Daring, dengan menggunakan Learning Manajemen Sistem (LMS),” terang Widodo lagi.

Metode pembelajaran ini tetap  menyesuaikan dan mengikuti kurikulum nasional ditambah dengan kegiatan kelas inspirasi untuk peserta didik dan orang tua.

Kelas inspirasi direncanakan akan dilakukan setiap 2 kali dalam 1 semester, dengan menghadirkan tokoh-tokoh inspirasi di Nunukan yang dapat menceriterakan kisah suksesnya untuk menggugah dan memotivasi peserta didik dan orang tua.

Lebih lanjut, dikatakan Widodo, inovasi ini nantinya akan terus dikaji dan dilakukan evaluasi dalam pelaksanaannya untuk penerapan yang lebih baik.

Diharapkan program Kelas Belajar Kejar Pabettang tersebut dapat memberikan dampak yang positif dalam pencegahan anak usia sekolah putus sekolah. (DEVY/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button