Lapas Nunukan Launching Layanan Wartelsuspas

NUNUKAN – Sejak Selasa (24/5/2022) lalu, Lapas Klas IIB Nunukan meluncurkan sarana kunjungan online melalui Wartelsuspas bagi keluarga Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Kepala Lapas (Kalapas) Nunukan, I Wayan Nurasta Wibawa mengatakan, layanan Wartelsuspas sesuai dengan keputusan Dirjenpas perihal kunjungan keluarga kepada WBP harus dilakukan secara online
“Layanan Wartelsuspas itu bisa digunakan untuk sambungan telepon dan video call berbayar. Sebenarnya ada layanan Watersuspas gratis dari Dirjenpas. Namun harus menggunakan aplikasi dan harus daftar. Agak ribet,” kata Wayan Nurasta, Rabu (25/05/2022).
Untuk bisa menggunakan fasilitas tersebut, WBP terlebih dahulu harus memiliki akun yang bisa diisi saldo. Untuk verifikasinya, menggunakan sidik jari WBP sendiri.
Dijelaskan, cara menyimpan uang di akun WBP dapat dilakukan pihak keluarganya dengan mentransfer ke rekening koperasi. Maksimal sebesar Rp 300 ribu.
Saldo tersedia juga dapat digunakan WBP berbelanja keperluan mereka di koperasi Lapas. Verifikasi sidik jari WBP secara otomatis memotong saldo uang yang tersedia.
Layanan kunjungan online di Lapas Klas II B Nunukan sebelumnya baru difasilitasi dengan menggunakan tiga unit laptop yang ditempatkan di ruang pelayanan registrasi.
Dengan telah launching Wartelsuspas tersebut, Lapas Nunukan menambah 8 unit tablet. Empat tablet di antaranya ditempatkan pada masing-masing blok hunian WBP dengan jadwal layanan yang tersedia, mulai hari Senin hingga hari Kamis, antara Pk. 08.00-11.30 Wita. Bisa dilanjutkan lagi mulai Pk. 13.00 sampai Pk. 14.00 Wita.
Pada hari libur kunjungan, layanan online Wartelsuspas tersebut juga bisa dilakukan pada hari Jumat hingga Ahad, mulai pukul 08.00 hingga Pk. 11.00 Wita. WBP tidak perlu jauh-jauh ke depan meja registrasi, karena fasilitas tablet juga terpasang di dekat blok hunian WBP.
“Dalam waktu dekat, kami akan menambah 8 lagi sehingga masing-masing blok hunian akan tersedia 4 tablet. Dengan jumlah WBP penghuni Lapas klas II B Nunukan mencapai ribuan orang, idealnya tersedia 30 tablet agar tidak rebutan untuk menggunakannya,” tambah pejabat ini.
Wayan juga menjelaskan, layanan Wartelsuspas juga merupakan upaya mensukseskan program Zero Halinar (Handphone, Pungli dan Narkoba) di lingkungan Lapas. Jika berjalan baik maka dapat mengurangi penggunaan handphone oleh WBP di dalam blok hunian.
Menurut Wayan, dia kerap mendapat informasi dari masyarakat, tentang adanya WBP yang sering update status dan upload foto di media sosial. Padahal mereka tengah berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan.
Pengawasan dan razia terhadap WBP yang berhasil menyelundupkan handphone ke dalam Lapas menurut Kalapas Klas II B Nunukan ini, sebenarnya kerap dilakukan. Namun karena keterbatasan personel upaya pencegahan tidak bisa maksimal dilakukan. Apalagi dengan jumlah narapidana dan tahanan yang dijaga mencapai 1219 orang. (INNA/DIKSIPRO)