AdvNunukan

BPBD Nunukan Lakukan Kajian Resiko Bencana

Arief Budiman : “Agar acuan penanggulangannya dapat efektif,”

NUNUKAN – Melaksanakan fase awal dari strukturisasi perencanaan penanggulangan terjadinya bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan telah melakukan Kajian Risiko Bencana (KRB) di Kabupaten Nunukan.

Menurut Kepala BPBD Kabupaten Nunukan, Arief Budiman, dari hasil kajian risiko bencana tersebut, diharapkan mampu menjadi acuan dalam menentukan arah kebijakan dan strategi pada setiap tahapan penanggulangan bencana di seluruh wilayah Kabupaten Nunukan.

Diterangkannya, dari hasil kajian RKB yang sudah mereka lakukan menunjukkan bahwa jenis bencana yang masuk prioritas pertama dalam penanganan bencana di daerah ini adalah bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem serta abrasi (GEA).

“Sedangkan bencana lain yang memiliki kecenderungan meningkat adalah Karhutla (kebakaran hutan dan lahan),” kata Arief Budimaan.

Bencana yang termasuk dalam kategori prioritas pertama, seperti yang disebutkan di atas, masih berdasar penjelasan Kepala BPBD Kabupaten Nunukan ini, membutuhkan penanganan segera dan menyeluruh, terutamanya pada langkah pencegahan dan kesiapsiagaannya.
Sementara itu, jenis bencana yang prioritas kedua di Kabupaten Nunukan, adalah bencana kekeringan. Sedangkan jenis bencana ketiga atau dalam kategori prioritas terakhir dalam penanganan penanggulangan bencana di Nunukan adalah bencana Gempa bumi dan Tsunami dengan alasan tingkat risiko dan potensi kejadiannya berada pada kelas rendah.

Untuk wilayah-wilayah yang masuk kajian bencana banjir terdapat nyaris di seluruh kecamatan di Kabupaten Nunukan. Terutama dengan potensi terbesar kejadinnya berada pada tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sembakung, Sebuku dan Lumbis.

Sedangkan, untuk wilayah yang masuk kajian banjir bandang adalah Kecamatan Lumbis Ogong, Kecamatan Lumbis, Lumbis Pansiangan, Lumbis Hulu hingga Krayan Tengah. Untuk kajian bahaya cuaca ekstrem terdapat di Kecamatan Sei Menggaris dan Kecamatan Sembakung.

Pada wilayah yang kajian GEA, potensinya berada di Kecamatan Sembakung dan Kecamatan Sebatik Barat. Sedangkan kebakaran hutan berpotensi terjadi di Kecamatan Tulin Onsoi juga Kecamatan Sembakung. Untuk bencana kekeringan berada di Kecamatan Tulin Onsoi dan Kecamatan Krayan Tengah.

Dari hasil RKB yang telah dilakukan, pihaknya sudah merekomendasikan sejumlah masukan dan saran untuk penanganan terhadap kajian bencana yang ada. Hasil kajian tersebut diharapkan menjadi sebuah acuan awal untuk membangun dasar yang kuat dalam penyelenggaraan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) di Kabupaten Nunukan.

“Diharapkan dengan hasil kajian yang berkualitas, kebijakan yang disusun untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Nunukan dapat menjadi efektif,” pungkasnya. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button