Bahas Kerjasama Bilateral
Malaysia Dukung Indonesia Tangkal Isu Diskriminasi Minyak Sawit

Foto : Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Malaysia saat memberikan pernyataan pers bersama
NASIONAL – Kampanye anti minyak sawit yang berembus di Eropa Australia dan Oceania, tidak mendasar dan tidak menggambarkan kelestarian industri sawit dunia. Pernyataan ini diucapkan Perdana Menteri Malaysia Yang Amat Berhormat (YAB) Tan Sri Muhyiddin Yassin saat berkunjung ke Istana Presiden Republik Indonesia (RI), Jum’at (5/2/2021).
Kunjungan Muhyiddin Yassin ke Indonesia ini bertujuan membahas kerjasama bilateral antara kedua negara. Hal ini dilakukan untuk melindungi industri sawit terutama bagi para petani sawit kecil yang bergantung hidup sepenuhnya dari industri sawit baik di Malaysia maupun Indonesia.
“Malaysia akan terus bekerjasama dengan Indonesia dalam menangkal isu diskriminasi minyak sawit ini. Terutama memperkuat konsultasi produksi palm oil,” kata Muhyiddin seperti dikutip melalui siaran live Youtube Sekretariat Presiden.
Pada kesempatan yang sama pula, Muhyiddin mengemukakan dengan semangat Serumpun dalam menghadapi sebaran isu-isu yang timbul agar dapat dirundingkan bersama demi kesejahteraan rakyat kedua negara.
Malaysia adalah salah satu Mitra penting bagi Indonesia baik dari sisi perdagangan, investasi, pariwisata dan sosial budaya. Malaysia merupakan mitra dagang ke 5 terbesar dengan nilai transaksi USD 16,5 miliar pada tahun 2019 serta merupakan mitra investasi ke 6 terbesar dengan nilai transaksi USD 1,35 miliar.
Dalam pertemuan kedua pemimpin negara ini pula banyak hal yang dibahas diantaranya, perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia, kerjasama ekonomi dan perdagangan perbatasan, serta pengaturan Travel Corridor Arrangement (TCA).

Muhyiddin menambahkan terkait pengaturan TCA, hal ini bertujuan untuk merangsang perdagangan antara Indonesia dan Malaysia di tengah-tengah pandemi Covid-19.
Presiden RI, Joko Widodo yang menerima kunjungan Muhyiddin Yassin beserta seluruh delegasi di Istana Kepresiden itu mengapresiasi atas dukungan Malaysia dalam menghadapi isu-isu yang timbul terkait hal-hal ekonomi kedua negara.
Isu sawit mialnya, menurut Jokowi, Indonesia akan terus berjuang untuk melawan diskriminasi terhadap sawit. Tentunya perjuangan tersebut akan lebih optimal jika dilakukan bersama-sama dengan Malaysia.
Kedua pemimpin ini juga turut membahas tentang isu kawasan dan dunia termasuk dalam rangka memperkuat kerjasama dalam menangani isu kampanye negatif serta memajukan minyak sawit dalam pembangunan yang berkelanjutan. Isu yang berkembang di Asean terutama di Myanmar turut menjadi pembahasan kedua kepala negara ini.
Jokowi juga mengungkapkan apresiasi atas kerjasama terhadap perlindungan WNI di Malaysia. Menurut Jokowi kedua negara perlu membangun One Channel System (OCS) agar masalah penempatan tenaga kerja dapat dilakukan lebih baik lagi untuk mencegah terjadinya para pekerja yang menjadi korban perdagangan manusia.
Jokowi mengatakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia itu pun berlangsung dengan baik, terbuka dan komprehensif.
Sehubungan dengan kunjungan itu berlangsung di tengah-tengah pandemi, seluruh delegasi dari Malaysia menjalani protokol kesehatan yang ketat. Seluruh delegasi melakukan tes swab baik sebelum berangkat maupun setelah tiba di Indonesia kembali melakukan tes swab lagi. (qyy/sya/diksipro)