Feature

Bahagia Dan Rasa Haru Paskibraka Nunukan Tahun 2021

Tangis haru bercampur rasa bahagia sekaligus bangga tampak pada anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) duplikat Kabupaten Nunukan, usai melaksanakan tugas oubade atau penurunan bendera merah putih pada Selasa sore tanggal 17 Agustus 2021.

Momen seperti ini biasanya menjadi salah satu sisi -yang menurut saya- cukup menarik dari seluruh rangkaian peristiwa yang terjadi pada sebuah regu Paskibraka setelah kelar menjalankan tugas mereka.

Itu sebabnya saya sengaja mencari posisi terdekat pada tempat regu Paskibraka ini dibubarkan oleh Komandan Pasukan Upacara setelah kembali dari lapangan upacara, halaman Kantor Bupati Nunukan.

Perkiraan saya memang tidak keliru. Segera saja setelah aba-aba membubarkan barisan menggema,  ‘ledakan’ tangis dari beberapa anggota putri Paskibraka langsung terdengar. Dari yang sekedar berlinang air mata hingga yang menangis sesenggukan membaur bersama-sama.

Satu diantara mereka yang terlihat benar-benar larut terbawa luapan emosi kegembiraan dan bahagia namun berurai air mata adalah Risda Farida. Siswi SMA Negeri 1 Lumbis yang mendapat tugas membawa baki tempat bendera merah putih setelah diturunkan dari pengibarannya waktu pagi. Niat untuk mewawancarai Risda akhirnya saya urungkan. Saya lebih memilih untuk membebaskan dia menikmati rasa haru dan bahagianya atas sukses yang dicapai setelah menjalankan tugas bersama rekan-rekannya.

Anggota Paskibrakan pria terlihat lebih mampu menguasai perasaan dalam meluapkan kegembiraan mereka. Selain saling berjabat tangan mereka juga saling rangkul dan sama-sama saling mengucapkan kata selamat antara satu sama lain. Saya tidak menemukan jika ada diantara mereka yang matanya sempat berkaca-kaca atau malah menangis sesenggukan seperti rekan putrinya.

Suasana yang tercipta pada anggota Paskibraka Kabupaten Nunukan tahun 2021 ini tentunya dapat dimaklumi. Itu bisa terjadi pada setiap Pasukan Pengibar Bendera Pusaka lainnya di tanah air ini setelah sukses melaksanakan tugas mereka secara baik.

Gugup dan khawatir jika terjadi kesalahan dalam melaksanakan tugas yang diemban adalah sesuatu yang wajar dan sangat manusiawi dirasakan pada diri setiap anggota Paskibraka sebelum menjalankan tugas mereka. Sedikit saja kesalahan yang terjadi tentunya mencederai pada keseluruhan perjuangan keras selama latihan dalam gemblengan para pelatih. Kesalahan kecil saja yang dilakukan salah seorang diantaranya, dapat mengecewakan rekan-rekan lainnya.

Yang pasti, regu Paskibraka Kabupaten Nunukan tahun 2021 ini dimata saya sudah melaksanakan tugas mereka dengan baik. Jika menggunakan kata “Sempurna” dianggap berlebihan, sekurang-kurangnya saya tidak menemukan “cela”  pada tugas dan tanggung jawab yang tidak bisa dianggap mudah tersebut.

Rasa lelah, mendapat bentakan dari para pelatih, terikat dengan aturan dan kedisiplinan berbeda dengan kehidupan sehari-hari hingga terpisah dari keluarga selama masa karantina akhirnya berbuah manis dengan pujian dan penghargaan yang mereka peroleh.

Satu hal yang tidak bisa dibantah, kebanggan dari prestasi ini hanya bisa dirasakan oleh mereka yang terpilih sebagai anggota Paskibraka. Pada tingkat apapun itu.

Jabat tangan, saling rangkul dan ucapan selamat antara anggota Paskibraka Nunukan. (Foto : PND/DIKSIPRO)

Sebelum keberhasilan regu Paskibraka Kabupaten Nunukan tahun 2021 ini terbukti, tentu ada sosok yang tidak kalah cemas saat menantikan prosesi penurunan bendera merah putih pada sore hari tanggal 17 Agustus 2021 untuk sesi oubade berakhir.

Sosok itu adalah Drs. Syafaruddin. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Nunukan, sebagai instansi teknis yang mendapat tanggung jawab dari Pemerintah Daerah mempersiapkan regu Paskibraka tahun 2021 ini. Baik untuk mereka yang ditugaskan pada pelaksanaan peringatan hari kemerdekaan ditingkat kabupaten maupun utusan yang mewakili daerah sebagai anggota Paskibraka pada tingkat Propinsi.

Sepanjang pelaksaan parade maupun oubade, beberapa kali saya sempat melihat pejabat tersebut berkonsentrasi penuh menyimak regu Paskibraka Nunukan menjalankan tugas mereka. Sesekali dia menyempatkan berbicang dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Terlihat santai dan banyak mengumbar senyum. Tapi saya tidak bisa memastikan apakah sikap santai dan senyum itu menggambarkan suasana hati yang sebenarnya atau upaya mengatasi kegelisahan dari rasa kekhawatirannya.

Memastikan itu, saya menyempatkan berbincang dengan Kepala Disparpora Kabupaten Nunukan ini setelah upacara penurunan bedera selesai.

“Sulit mejelaskan bagaimana dan apa yang saya rasakan sebelum regu Paskibrakan kita benar-benar sampai pada akhir tugasnya. Tentu saja ada rasa kekhawatiran jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada mereka saat menjalankan tugas,” kata Syafaruddin menjawab pertanyaan yang saya ajukan.

Diantara yang paling membuatnya risau, diakui Syafaruddin, bukan jika terjadi kesalahan gerakan atau posisi anggota Paskibraka dalam menjalankan tugasnya. Melainkan, jika ada diantaranya yang pingsan. Bukan akibat kelelahan tapi bisa saja faktor lain. Mungkin beban psikologis untuk memberikan yang terbaik pada tugas dan tanggung jawab yang diemban.

Keberhasilan putra putri terbaik rekrutan dari beberapa SMA dan SMK di Kabupaten Nunukan sebagai regu Paskibraka Nunukan tahun 2021, diakui bukan semata-mata keberhasilan Disparpora dalam memepersiapkannya. Banyak pihak yang telah berbuat demi hasil terbaik pada perhelatan ini.

“Terutama peran para pelatih yang dipercayakan memberi bimbingan selama masa latihan berlangsung maupun pembinaan selama masa karantina,” kata Syafarruddin mengakhiri perbincangan kami.

PANGLIMA NAN DUO/DIKSIPRO    

Komentar

Related Articles

Back to top button