Angka Stunting Tinggi, Kampung KB Nunukan Selatan Gelar Pertemuan Pokja

NUNUKAN – Kendati tidak merinci jumlah penduduk dan jumlah usia anak yang ada, namun berdasar data yang berhasil dihimpun, jumlah angka stunting di Kelurahan Nunukan Selatan cukup tinggi.
Menurut Ketua Kampung KB (Keluarga Berkualitas) Kelurahan Nunukan Selatan, Hasrul, jumlah anak stunting di wilayahnya mencapai angka 100 balita. Data ini disampaikan Hasrul dalam sambutannya pada kegiatan Pertemuan Pokja Kampung KB Kelurahan Nunukan Selatan yang dilangsungkan di Aula Pertemuan Kantor Kelurahan Nunukan Selatan, Rabu (8/3/2023).
“Itu sebabnya, rencana kerja penanganan stunting dipriortaskan masuk dalam setiap kegiatan pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) pada program Kampung KB di Kelurahan Nunukan Selatan,” kata Hasrul.
Sebelumnya, Hasrul menyebutkan, terbentuknya kampung KB di kelurahan Nunukan Selatan sejak Mei 2022 lalu. antara lain bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia, keluarga dan masyarakat di wilayah ini.
Prihatin dengan kondisi tersebut, Lurah Nunukan Selatan, Afrendi yang ikut hadir dalam acara ini berharap seluruh unsur perangkat kelurahan yang mengikuti kegiatan penyuluhan dapat menyimak materi yang disampaikan secara baik oleh petugas penyuluh.
“Mengingat kasus stunting merupakan isu nasional yang tengah gencar-gencarnya kita atasi, diperlukan peran serta semua pihak untuk ikut memberikan kepeduliannya,” kata Afrendi.
Diantara bagian penting materi penyuluhan yang disampaikan Penyuluh KB Kelurahan Nunukan Selatan, Titik Sumariyana pada kesempatan itu, perlunya memberi edukasi kepada pasangan suami istri yang baru menikah untuk memahami pentingnya pemenuhan gizi yang baik pada saat kehamilan seorang calon ibu
Perlunya edukasi diberikan kepada masyarakat, terutama terhadap pasangan yang baru menikah untuk memahami fase mulai terbentuknya janin, penuhan asupan gizi terhadap janin disertai perawatan kesehatannya.
“Termasuk pemantauan saat kehamilan berlangsung agar ibu dalam kondisi selalu sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula,” terangnya.
Ditambahkan, kecukupan gizi dan pola asuh bayi dan balita, sangat diutamakan untuk mencegah balita gagal tumbuh atau stunting.
Penyebaran informasi terkait pemahaman pasangan baru menikah terhadap pengetahuan pemenuhan gizi kepada janin, karena tidak sedikit pasangan yang baru menikah hidup jauh dari orang tua atau kerabat dekat sehingga mereka mengalami kekurangan banyak informasi dalam hal perawatan kehamilan dan janin bayi mereka. (DEVY/DIKSIPRO)