Nunukan

Pengerukan Embung Bolong dan Embung Bilal

Pilihan solusi untuk Kekurangan Bahan Baku Air Bersih

NUNUKAN – Pemkab Nunukan melalui Bupati Asmin Laura Hafid memastikan persetujuan dilakukan pengerukan terhadap Embung Sei Bolong dan Embung Bilal sebagai alternatif mengatasi terbatasnya ketersediaan bahan baku air produksi Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan.

Dilakukan pengerukan untuk menambah besar volume tampung air yang akan dikelola oleh Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan yang kemudian didistribusikan melalui jaringan kepada masyarakat selaku pelanggan air bersih.

Ketersediaan bahan baku air alam kita (Nunukan) memang sangat terbatas. Apalagi saat kemarau. Perumda air minum kerap dihadapkan pada pilihan terpaksa menghentikan pendistribusian air bersih ke masyarakat lantaran kehabisan pesediaan bahan baku.

“Berdasar kajian dan berbagai pertimbangan, pemenuhaan kebutuhan bahan baku air bersih kita, meningkatkan volume tampung embung yang sudah ada dengan cara dilakukan pengerukan serta menambah jumlah embung pada beberapa titik lagi,” terang Laura.

Jika pengerukan untuk meningkatkan volume tampung embung memang dianggap langkah efektif dalam mengamankan tersedianya bahan baku air kita, kata Laura lagi, Pemerintah Daerah tentu saja akan menetapkan kebijakan anggaran untuk kebutuhan pekerjaan tersebut.

Pada penjelasannya, Direktur Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan, Masdi mengatakan embung di Nunukan memang hanya berfungsi sebagai tadah hujan. Ketersediaan air bakunya tentu sangat bergantung pada curah hujan.

“Guna mengatasi ketersediaan sumber air yang akan diproduksi memenuhi kebutuhan di Pulau Nunukan, adalah pengerukan pada Embung Limau dan Embung Bilal. Begitu juga terhadap embung Lapri di Pulau Sebatik,” terang Masdi.

Ditambahkan Masdi, dirinya merasa sangat bersyukur. Pekerjaan pengerukan embung yang rencananya baru akan dimulai di tahun 2025 ternyata realisasi pekerjaannya sudah dimulai di tahun 2024 ini. (ADHE/DIKSIPRO).

Komentar

Related Articles

Back to top button