Nunukan

Aspirasi Penyelesaian Jalan Lingkar Terus Mencuat

Juni Mardiansyah : Semoga Diprioritaskan Tahun 2022

Foto : Juni Mardiansyah bersama Sekretaris Daerah Nunukan, Serfianus, SIP, M.Si

NUNUKAN – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah – Penelitian dan Penggembangan (Bapedda-Litbang) Kabupaten Nunukan Juni Mardiansyah mengungkapkan, dorongan percepatan penyelesaian Jalan Lingkar Pulau Nunukan dari masyarakat terus dikemukakan Pemkab Nunukan pada Pemerintah Propinsi Kalimantan Utara.

Hal tersebut menyusul aspirasi yang kerap mencuat dari berbagai kalangan masyarakat di daerah ini pada berbagai pertemuan atau kegiatan baik formal maupun tidak yang digelar Pemkab Nunukan.

Menurut Juni Mardiansyah, keinginan segera terselesaikan pekerjaan Jalan lingkar Pulau Nunukan ini tidak terlepas dari berbagai sisi kepentingan masyarakat secara luas. Selain wujud pada peningkatan perekonomian masyarakat juga sebagai akses religius. Karena pada akses jalan tersebut berdiri bangunan Islamic Center Nunukan maupun Christian Center yang lokasinya berada di kawasan Sei. Jepun, Kecamatan Nunukan Selatan.

Merinci target pekerjaan yang dilakukan untuk mempercepat penyelesaian jalan lingkar tersebut, menurut Juni mencakup pada ruas jalan lingkar Sedadap di Nunukan Selatan dan ruas jalan Sei. Menteri di Nunukan Barat.

“Semoga menjadi prioritas mereka (Pemprop Kaltara). Karena biasanya setiap tahun ada alokasi anggarannya. Kita harapkan tahun 2022 dapat porsi yang lebih besar, sehingga infrastruktur yang menunjang perekonomian masyarakat dapat berjalan,” kata Juni yang juga menegaskan tentang aspirasi dari masyarakat yang dimaksudkan tadi, pernah didengar sendiri secara langsung oleh Bappeda Propinsi Kaltara.

Untuk skala nasional, masih seperti dijelaskan Kepala Bappeda-Litbang Pemkab Nunukan ini, akses jalan yang diharapkan segera terbuka adalah jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Krayan di Kabupaten Nunukan dengan Kabupaten Malinau.

Kebutuhan terbukanya akses jalan yang menghubungkan dua Kabupaten di Propinsi Kaltara ini sangat mendesak untuk dituntaskan. Alasannya, akses jalan tersebut terkait erat dengan hajat hidup mendasar bagi masyarakat di Kecamatan Krayan

Dicontohkan, saat kasus pandemi Covid-19 mencuat, Malaysia segera menutup pintu masuk dan keluar orang di negera tersebut. Padahal karena kondisi geografisnya, pasokan kebutuhan sembako masyarakat Kecamatan Krayan selama ini sangat bergantung pada negeri jiran tersebut.

“Harus diakui, ditutupnya pintu masuk dan keluar Malaysia akibat Covid-19 ini sangat berdampak pada masyarakat Krayan. Kebutuhan barang yang tidak mampu disediakan mandiri oleh warga setempat, harus disuplai pemerintah. Sedangkan biaya transportasi ke Krayan sangat tinggi,” terang mantan Kepala Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Nunukan ini.

Yang pasti, menurut Juni, pembukaan akses-akses diperbatasan dalam wilayah Kabupaten Nunukan ini akan terus upayakan oleh Pemkab Nunukan. Pihaknya sendiri meyakini, baik Pemerintah Pusat maupun Pemrop Kaltara menaruh perhatian besar terhadap kawasan-kawasan dimaksud.

Mewujudkannya, kata Juni lagi, tergantung ketersediaan anggaran di masing-masing sektor. Baik APBD Nunukan, ABPD Provinsi maupun APBN karena memang ada pendanaan yang bersumber dari ketiga sektor tersebut.(DIA/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button