
NUNUKAN – Jika tidak ada aral melintang, destinasi Wisata Hutan Mangrove Desa Binusan akan diresmikan pada Oktober 2021 mendatang. Agenda itu dijadwalkan mengingat pekerjaan seluruh pembangunan fasilitas yang ada sudah mendekati rampung 100 persen.
Saat ini, beberapa item pekerjaan tambahan yang dilakukan adalah finishing pada beberapa fasilitas penunjang yang ditargetkan paling lambat tuntas dalam bulan September ini. Diantaranya, lokasi foto selfi untuk pengunjung dan pembangunan beberapa kios dagangan kuliner.
“Target kami, semua pekerjaan sudah terselesaikan dalam waktu dekat ini, sehingga persemiannya bisa dilakukan bersamaan momen perayaan pesta adat Irau di Desa Binusan,” terang Kepala Desa (Kades) Binusan, Rudi hartono, S.Sos.
Sejumlah keunggulan yang akan menjadi daya tarik pengunjung saat berada di tempat wisata ini, selain kondisi natural hutan bakau dengan habitat hewan di dalamnya yang masih terpelihara baik, wisata Hutan Mangrove Desa Binusan juga dilengkapi bangunan menara setinggi 8 meter.
“Dari puncak ketinggian menara ini pengunjung dapat menikmati pemandangan alam sekitar Desa Binusan hingga radius puluhan kilometer,” terang Rudi.
Satu pesona lainnya, lokasi wisata ini juga nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas teropong binokuler jarak jauh. Sehingga pengunjung dapat menikmati pemandangan terjauh dari titik wisata ini.
Teropong yang nantinya akan diposisikan pada bagian depan lokasi wisata dapat mengarah pada kawasan perbatasan terdekat Indonesia-Malaysia. Sehingga mampu melihat jelas masing-masing dua pos keamanan kedua negara, yakni Pos Sungai Ular (Indonesia) dan Pos kayu mati (Malaysia) akan terlihat sangat dekat.

Lokasi fasiliitas foto selfie untuk pengunjung yang dibangun menjorok kelaut menambah catatan pesonanya, bahwa lokasi wisata ini memang layak untuk dijadikan tujuan berwisata.
Rudi hartono begitu yakin pada perkembangannya kedepan, lokasi ini menjadi alternatif pilihan pengunjung tidak hanya yang berasal dari Nunukan tapi juga luar daerah dan memberikan angka pada sisi pendapatan desa yang cukup signifikan.
Penyelesaian pembangunan lokasi wisata Hutan Manggrove yang terdapat di Jl. Sei. Fatimah Desa Binusan ini tepat sesuai dengan perencanaannya, selama dua tahun.
Begitu terpilih menjabat sebagai Kepala Desa Binusan, Rudi Hartono melihat potensi hutan mangrove desa yang dipimpinnya dapat dijadikan lokasi tujuan wisata alam yang menarik.
Komitmen menjadikan Desa binusan sebagai Desa Wisata di Nunukan, membuat pekerjaan pembangunan wisata hutan mangrove ini langsung dimulai sejak tahun 2020 lalu. Total anggaran sebesar Rp 198.000.000 yang dibutuhkan, dibagi dalam dua tahun kucuran Dana Desa. Sebagian diperoleh dari anggaran desa tahun 2020 dan sebagiannya lagi melalui anggaran dana desa tahun 2021.
Wacana pemekaran desa yang muncul di tengah pembangunan Wisata Hutan Mangrove yang dikerjakan ini, ternyata tidak membuat Desa Binusan sebagai desa induk mengurangi konsentrasi terhadap penyelesaiannya.
Jika pemekaran desa terwujud, maka Wisata Hutan Mangrove Desa Binusan ini akan beralih tangan menjadi aset Desa Pemekaran Ujang Fatimah. Namun, menurut Rudi Hartono penyelesaian pembangunannya tetap menjadi tanggungjawab administrasi Desa Induk Binusan.
“Tentunya kami sebagai desa induk selaku penggagas dan pelaksana pembangunannya sejak awal akan bertanggungjawab penuh terhadap penyelesainnya,” terang Rudi Hartono.
Kendati nantinya akan masuk dalam wilayah administrasi Desa Pemekaran Ujang Fatimah, namun menurut Kepala Desa Binusan ini dalam pengelolaannya telah disepakati dilakukan secara bersama antara kedua desa. (PND/DIKSIPRO)