Foto : Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura SE., MM mengunjungi hutan Manggrove Belagaone Karya Nusa, Selasa (19/1/2021) petang.
NUNUKAN – Objek wisata hutan Mangrove Belagaone Karya Nusa di Kecamatan Nunukan Selatan resmi diperkenalkan ke publik. Objek wisata yang menelan biaya sekitar Rp 1,5 miliar ini, mendapat apresiasi Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid SE., MM.
“Tentu bangga melihat perkembangan sektor pariwisata Nunukan selama 4 tahun terakhir ini. Banyak perkembangan,” ungkap bupati sesaat setelah berkunjung ke Mangrove Belagaone, Selasa (19/1/2021) petang.
Menurutnya, banyak spot wisata yang akan menjadi destinasi baru di wilayah Kabupaten Nunukan. Tiap-tiap kecamatan memiliki objek wisata yang berbeda-beda dengan daya tarik tersendiri.
“Fasilitas di objek-objek wisata ini ada yang digagas oleh pemerintah daerah, ada juga yang digarap pihak swasta. Yang terpenting adalah bagaimana memacu sektor kepariwisataan di daerah kita,” imbuh bupati.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Nunukan Drs Syafarudin mengatakan, Mangrove Belagaone dikerjakan sejak tahun 2020 lalu. Pembiayaan diberikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) cadangan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
“Tadi pagi baru saya laporkan secara resmi kepada bupati terkait selesainya pengerjaan hutan Mangrove ini,” terang Syafaruddin saat dikonfirmasi diksipro.com.
Dia mengatakan, sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat, objek wisata baru ini dikelola sementara oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Karya Nusa. Selanjutnya, pemerintah daerah akan menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur tentang penarikan retribusi di tempat-tempat wisata.
“Karena dalam kondisi pandemi, tentu standar protokol Covid-19 diperketat. Masyarakat juga belum diperbolehkan berkunjung ke kawasan ini dalam bentuk rombongan,” tegas Syafarudin.
Selain Mangrove Belagaone, 2020 lalu, Kecamatan Lumbis Pansiangan turut memperkenalkan objek wisata Arung Jeram di wilayah mereka. Adapula objek air terjun di sejumlah kecamatan lainnya di wilayah III.
Pada tahap awal, Disparpora Nunukan secara rutin menggelar pelatihan masyarakat sadar wisata di tiap-tiap kecamatan. Langkah ini dianggap efektif dalam mempersiapkan SDM-SDM lokal dalam pengelolaan objek wisata di wilayah masing-masing. (adm/diksipro)