Organda Nunukan Tolak Transportasi Online
Halid : Masyarakat Nunukan sudah melek teknologi,”

NUNUKAN – Organisasi transportasi darat (Organda) Nunukan menolak transportasi online Maxim kendaraan roda empat berplat hitam di Nunukan. Alasannya, sejak angkutan roda empat berbasis online tersebut beroperasi, pendapatan jasa angkutan kota (Angkot) di daerah ini menurun.
Semakin anjlok pendapatan para pengemudi angkot di Nunukan beberapa bulan terakhir, menurut Ketua Organda Nunukan, Laoding dipengaruhi kuat dari beroperasinya angkutan roda empat plat hitam berbasis online tersebut.
“Sebelum keberadaan transportasi online Maxim saja, pengemudi angkutan umum plat kuning di Nunukan sudah kesulitan mendapatkan penumpang. Apalagi ditambah dengan keberadaan mereka sekarang” Kata Laoding.
Sebagai Ketua Organda plat kuning di daerah ini, Laoding berharap Pemkab Nunukan tidak memberikan izin operasi kepada pihak angkutan umum roda empat berbasis online Maxim di Nunukan.
Penolakan terhadap beroperasinya jasa layanan transportasi online Maxim pada sejumlah titik pangkalan di Nunukan meliputi lokasi parkir RSUD Nunukan, lokasi parkir Pasar Jamaker, lokasi parkir PLBL Pelabuhan Speedboat Liem Hie Djung, lokasi parkir pangkalan Sei Bolong, lokasi parkir Pelabuhan Tunon Taka, lokasi parkir Pangkalan Aji Putri serta lokasi parkiran Pelabuhan Sei Jepun Sedadap.
“Kami (Organda) meminta agar pihak jasa transportasi Maxim fokus pada layanan jasa antar makanan dan kurir dengan sarana kendaraan roda duanya saja,” kata Laoding.
Harianti Kadir selaku Direktur Maxim perwakilan Nunukan, ketika dihubungi media ini terkait tuntutan pihak Organda Nunukan tersebut mengaku belum mengetahuinya.
“Kami belum pernah mendapat pemberitahuan apapun dari pihak Organda,” terang Harianti.
Menurutnya, jika memang ada permasalahan terkait keberadaan transportasi online Maxim di Nunukan, pihaknya siap berkomunikasi untuk mencari solusi yang sama-sama tidak akan merugikan kedua belah pihak.
“Karena kami juga mengakomodir driver yang mendaftar di Maxim dari berbagai kalangan warga Nunukan,” tegasnya.
Dia berharap akan ada titik terang dari permasalahan yang muncul melalui mekanisme proses mediasi yang difasilitasi oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Nunukan.
Kepala Dishub Kabupaten Nunukan Abdul Halid, membenarkan akan melakukan mediasi sehubungan adanya permasalahan jasa layanan transportasi antara pihak Organda dan Maxim di Nunukan ini.
“Kami akan mengundang perwakilan kedua belah pihak untuk dipertemukan berdiskusi guna memperoleh solusi dari permasalahan yang ada,” kata Halid.
Terkait keberadaan jasa transportasi online Maxim, memang agak sulit terhindarkan karena saat ini masyarakat, termasuk warga Nunukan sudah melek teknologi. Masuknya layanan transportasi berbasis online tentu karena ada kebutuhan.
“Walaupun, persoalannya tidak sesederhana yang dipikirkan. Karena tetap harus memperhatikan keberadaan angkutan umum yang sudah beroperasi sejak puluhan tahun sebelumnya. (DEVY/DIKSIPRO).