
NUNUKAN – Kedua orang tua wanita korban pembunuhan yang dilakukan oleh mantan kekasihnya sendiri, Al dan Sa, berharap hukuman terberat yang akan diberikan pihak pengadilan terhadap pelaku, MAA (26).
Hukuman terberat yang diinginkan, menurut Al dan Sa, sesuai ketentuan hukum yang mereka ketahui informasinya setelah membaca berita yang diterbitkan diksipro.com terkait kasus tersebut adalah sanksi penjara seumur hidup.
“Keinginan kami sebenarnya, kalau boleh hukuman mati, dia (MAA) juga harus dihukum mati. Kami rasa, itu pun masih belum sesuai sebab kematian anak kami (Smr) sangat menderita karena jenazahnya sampai dibakar oleh pelaku. Itu sangat menyakitkan bagi kami,” kata Al.
Sebagai orang tua, Al dan Sa sama sekali tidak pernah menduga mantan kekasih anaknya tersebut tega berbuat sebiadab itu terhadap anak mereka. Apalagi jika mengingat selama ini mereka sekeluarga memperlakukan MAA -sebagai kekasih Msr- secara baik.
“Kami sangat mengerti keadaan MMA, memaklumi kekurangannya dari sisi ekonomi dan sering membantu sebisanya memenuhi beberapa kebutuhan dia,” cerita Al.
Bahkan, lanjut Al pernah anak mereka (Alm) Msr hingga menggadaikan cicin emas, satu-satu perhiasan berharga yang dimiliki, hanya untuk memenuhi keperluan MAA yang harus diatasi saat itu.
Masih banyak lagi menurut ayah dari 4 orang anak (sebelum kematian Smr) kebaikan-kebaik dari keluarga mereka yang diberikan kepada MAA yang dipertimbangkan pada saatnya nanti akan menjadi bagian dari anggota keluarga dengan status menantu.
Jika kemudian hubungan berpacaran antara putri mereka Smr dengan MAA terpaksa berakhir, lanjut Al, mereka sebagai orang tua sangat memahami keputusan berpisah yang diambil Smr karena turut menanggung malu dan kecewa dengan perbuatan MAA yang telah melakukan pencurian handphone.
Mirisnya lagi yang dirasakan Smr, seperti diceritakan ibunya yang Bernama Sa, handphone curian itu kemudian diberikan MAA kepada anak sulung mereka tersebut sebagai hadiah ualng tahun.
“Bahagianya anak kami mendapat perhatian dari pacarnya yang memberi hadiah handphone di hari ulang tahunnya. Tapi bagaimana kecewa dan malunya dia setelah tahu bahwan hadiah yang diberikan merupakan hasil curian dan sempat diproses oleh kepolisian walaupun akhirnya ditempuh jalan damai dengan pemilik handphone,” kata Sa.
Ibu empat orang anak ini sangat mengetahui sifat almarhumah putrinya yang tidak menuntut banyak pada MAA sebagai kekasihnya. Sebaliknya malah memahami kondisi ekonomi MAA bahkan banyak membantu beberapa kebutuhan pria tersebut.
Itu sebabnya, Sa mengaku tidak bisa menghalangi keputusan Smr untuk berpisah dengan MAA lantaran ulah kekasihnya tersebut membuat dia sangat terpukul. (ADHE/DIKSIPRO)