Nunukan Fashion Week Akhirnya Dapat ‘Lampu Hijau’
Dilaksanakan di Jalan Depan Tugu Dwikora

NUNUKAN – Sempat beberapa kali tertunda, perhelatan Nunukan Fashion Week (NFW) yang diinisiasi Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Nunukan akhirnya akan terselenggara pada Ahad, 14 Agustus 2022.
Kepastian ini diperoleh berdasar hasil pertemuan yang dilaksanakan Disbudporapar yang dihadiri Satlantas Polres Nunukan, beberapa designer, perwakilan KNPI serta media pada Rabu (10/8/2022).
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di ruang kerja Kepala Disbudporapar Nunukan, H. Junaidi tersebut, pihak Polres Nunukan yang diwakili Kepala Urusan Pembinaan Operasional Lalu Lintas (Kaur Bin Ops Lantas) Teguh Santoso memastikan, pihaknya akan menerbitkan ijin kegiatan dengan beberapa syarat ketentuan.
NFW hanya diperbolehkan dilaksanakan satu kali di lokasi kawasan Alun Alun Kota Nunukan dan titik kegiatan tidak pada lintasan zebra cross yang ada di depan Gedung Bank Nasional Indonesia (BNI).
‘Cat Walk’ yang digunakan juga tidak langsung memanfaatkan rambu zebra cross yang ada. Melainkan ditutup atau dilapisi dengan menggunakan karpet.
“Titik lokasi kegiatan dialihkan pada lintasan penyeberangan jalan yang ada di depan Tugu Dwikora dengan pertimbangan kelancaran arus lalu lintas, lokasi parkir pengunjung serta antisipasi yang lebih mudah jika berlaku hal yang tidak diinginkan,” terang Teguh.
Terkait ijin hanya boleh sekali pelaksanaan di jalur jalan raya seputaran Alun-Alun Kota tersebut, dijelaskan oleh Teguh, jika kegiatan serupa masih akan dilanjutkan dengan jadwal rutin, maka tidak dilangsungkan di jalan raya seputaran Alun-Alun.
“Boleh di tempat lain, yang tidak menghambat jalur lalu lintas jalan raya serta pertimbangan-pertimbangan keamanan lainnya,” terang Teguh lagi.
Belum memutuskan bagaimana rencana selanjutnya setelah mendapat ijin untuk kegiatan NFW pertama ini, Kepala Disbudporapar Nunukan, Junaidi menjelaskan pihaknya akan berkonsentrasi pada kesempatan pelaksanaan yang telah diberikan ini terlebih dahulu.
“Masalah selanjutnya kita bicarakan nanti. Kami lebih berkonsentrasi pada kesempatan pertama yang diberikan ijin ini,” kata Junaidi.
Ijin yang diberikan, kendati bersyarat, menurut Junaidi sudah merupakan hal positif yang harus disikapi bersama secara bijak oleh semua pihak.
Pada satu sisi, katanya, Disbudporapar sebagai instansi pemerintah. tentunya harus memberi contoh terkait ketataan pada ketentuan aturan yang berlaku. Sisi lainnya, antusias masyarakat terhadap penyelenggaraan NFW juga bisa terakomodir secara baik,” Kata Junaidi.
Memaklumi pro kontra yang terjadi di tengah masyarakat terkait penyelenggaraan NFW, masih dalam kesempatan pertemuan yang sama, Kabid Pemudan dan Olahraga Disbudporapar Rina Dwi Juliati merasa perlu menjelaskan motivasi terbesar dibalik insiatif NFW digelar lebih kepada pemikiran pemikiran positif.
“Bertolak dari pemikiran untuk membuka wadah yang dapat memfasilitasi kreasi designer-designer yang ada di darah ini, menggali potensi-potensi generasi kita dalam bidang seni dan budaya serta mempromosikan kekayaan budaya yang dimiliki daerah ini agar berkembang dan dikenal lebih luas. Termasuk hiburan untuk masyarakat,” kata Rina.
Bahwa kemudian ada pro kontra di tengah masyarakat, lanjut Rina, merupakan hal biasa. Disitulah dituntut kemampuan pelaksana untuk menjelaskan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan untuk hal-hal dianggap memiliki manfaat baik.
Dua designer muda di Nunukan yang ikut hadir dalam pertemuan saat itu, Yaya Rinjani dan Winda Novitasari mengaku sangat berharap NFW tetap bisa diselenggarakan. Bahkan jika mungkin berkesinambungan.
Mereka berharap masyarakat bisa melihat secara positif Mengingat mereka sendiri memang membutuhkan wadah sebagai fasilitas untuk memberi semangat dalam memperkenalkan karya-karya yang dihasilkan.
“Kami juga bagian dari masyarakat Nunukan yang ingin berbuat mengisi pembangunan di daerah ini melalui karya-karya yang kami hasilkan,” kata Yaya. (PND)