Luangkan Waktu Kunjungi Asrama Gratis Untuk Mahasiswa
Hembuskan ‘Tradisi’ Kekeluargaan Antara Penghuni

Tidak sekadar menyediakan biaya pribadi untuk bayar sewa kontrak rumah dua lantai di Kota Tarakan yang dijadikan asrama untuk mahasiswa asal Nunukan, rasa tanggung jawab anggota DPRD Nunukan, Donal untuk turut memberikan pembinaan mental dan karakter positif terhadap para penghuni asrama yang tidak membebankan biaya tinggal terhadap penghuninya tersebut, dia lakukan dengan menyediakan waktu dan kesempatan berkunjung secara rutin.
Saat perjalanan pulang usai melaksanakan tugas kerja ke luar daerah yang membuat anggota rombongan terpaksa menginap di Kota Tarakan, Donal sering meninggalkan fasilitas kamar hotel yang tersedia untuknya. Karena memilih menginap di asrama. Tidur dengan peralatan tidur sederhana, menikmati sajian masakan desa. Sama seperti dilakukan seluruh mahasiswa penghuni asrama.
Salah satu misal, saat kegiatan Workshop Evaluasi dan Penguatan Struktur Partai se-Kalimantan Utara yang digelar Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kaltara selama tiga hari di Tarakan, (12-14/10/2025) yang dihadirinya berakhir, Donal langsung mengunjungi asrama yang berlokasi tidak jauh di belakang gedung RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan tersebut.
“Jika kebetulan harus bermalam di Kota Tarakan, saya wajib meluangkan waktu datang ke asrama. Menemui adik-adik mahasiswa disana,” kata Donal saat wawancara dengan media ini beberapa hari lalu.
Kesempatan tersebut, menurut wakil rakyat kader dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini sengaja dilakukan dalam upayanya membangun sebuah ‘tradisi’ di lingkungan asrama. Tersedianya waktu untuk berdiskusi, bersama mencari solusi dari sebuah permasalahan yang muncul, baik dari internal maupun eksternal yang terkait dengan kondisi asrama.
“Saya inginkan tercipta rasa kekeluargaan yang kuat antara semua penghuni asrama. Adanya kebersamaan, saling mengingatkan, menasihati dan jiwa tolong menolong dalam kebaikan,” harap Donal
Nasihat atau petuah yang tidak pernah bosan disampaikan Donal dalam setiap pertemuan, soal kesungguhan dalam menempuh pendidikan masing-masing. Selalu diingatkan untuk tidak mengecewakan harapan orang tua dan keluarga yang ada di kampung. Dan tentu saja demi masa depan yang lebih baik.
“Saya juga tegas meminta, agar mereka mengabaikan hal-hal tidak perlu. Yang justru dapat menghambat proses perkuliahan yang mereka jalani,” lanjut Donal yang mengaku sesekali juga menyempatkan waktu berkomunikasi dengan pihak keluarga mahasiswa penghuni asrama yang ada di kampung walau hanya melalui sambungan telepon.
Lalu bagaimana sejatinya figur Donal di mata para penghuni asrama yang lebih suka disebutnya sebagai ‘adik-adik’ tersebut?
Mahasiswa semester VII Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Borneo (UB) Tarakan, Rio mengaku memberi nilai A untuk konsistensi yang dimiliki seorang Donal. Alasannya, karena tidak butuh waktu lama menunggu. Begitu dinyatakan sah oleh KPU terpilih sebagai salah seorang anggota DPRD Nunukan yang terpilih untuk periode 2024-2029, Donal langsung merealisasikan keberadaan asrama tidak berbayar untuk mahasiswa asal Kabupaten Nunukan yang kuliah di Tarakan.
“Saat suksesi mencalonkan diri sebagai anggota DPRD, komitmen pak Donal kepada masyarakat, memperhatikan pendidikan anak-anak dari wilayah padalaman. Baru diumumkan sah terpilih walau belum dilantik, beliau memastikan konsisten ucapannya. Asrama gratis untuk mahasiswa dia realisasikan,” ucap mahasiswa asal Desa Tukulon, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan ini.
Kebutuhan empat tinggal di luar daerah bagi kebanyakan lulusan SMA dari wilayah pedalaman, menurut Rio, merupakan salah satu hal yang menjadi permasalahan umum keluarga di pedalaman dengan latar belakang kehidupan sehari-hari sebagai petani sederhana. Dan Donal dinilai sebagai salah seorang warga desa yang sangat memahami kondisi tersebut.
Gres Copani, siswi lulusan SMA dari Desa Tembalang Hilir, Kecamatan Lumbis Ogong Kabupaten Nunukan, mengaku sebelumnya hanya pernah selintas mendengar nama Donal. Dia menjadi penghuni asrama gratis di Tarakan itu pada bulan Juli 2025 lalu, setelah tercatat sebagai mahasiswi Semester I Jurusan Keperawatan di UB Tarakan. Pertama kali bertatap muka saat Donal berkunjung ke asrama pertengahan bulan September 2025 lalu.
Walau baru pertemuan awal, Gres meyakini dirinya tidak terburu-buru jika menilai kebaikan menyediakan tempat tinggal gratis bagi mahasiswa asal pedesaan yang dilakukan Donal memang tumbuh dari rasa kepedulian terhadap perkembangan pendidikan anak-anak desa yang masih jauh dari ketersediaan fasilitas yang memadai.
“Menilai dari ucapan, pesan dan nasihat yang disampaikan bapak (Donal) kepada kami, saya menyimpulkannya sebagai pribadi dengan jiwa sosial yang tinggi. Pribadi yang peka terhadap lingkungan sekitar, tanggap pada kesulitan yang tengah dihadapi orang lain, dan mengesankan pribadi berpendirian tegas” ujar Gres Copani.
Ramah, berjiwa sosial, membantu banyak orang di sekitarnya yang sedang susah, ternyata sudah menjadi kebiasaan Donal jauh sebelum dirinya terpilih dan menjabat sebagai seorang anggota DPRD. Begitu cerita versi Remon, salah seorang penghuni asrama yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa aktif di Semester III, Program Studi Pendidikan Indonesia (S1) pada UB Tarakan.
“Setahu saya, saat di desa, pak Donal hampir tidak pernah absen dari berbagai kegiatan sosial masyarakat. Rajin mendampingi warga yang belum paham untuk sebuah urusan terkait pemerintahan atau ketika ada permasalahan di Perusahaan. Beliau juga seorang motivator yang baik,” terang mahasiswa dari Desa Lintong, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan ini.
Bukan hanya memahami kebutuhan mendasar masyarakat di pedesaan, terwujudnya asrama gratis untuk mahasiswa dari daerah pedalaman oleh Donal ini, berdasar sumber lain yang diperoleh Diksipro.com, tidak terlepas dari lembaran hidup yang pernah dilaluinya saat menjadi mahasiswa perantauan di Samarinda, Kalimantan Timur. Dalam menjalani proses pendidikannya, Donal juga menghadapi berbagai persoalan dari keterbatasan ekonomi keluarganya pada masa itu. Namun tetap berhasil pulang kampung dengan menambahkan gelar Sarjana Pendidikan di belakang namanya.
menurut mahasiswa asal ni, tidak terlepas dari selintas terdengar cerita masa lalu Donal saat masih di bangku kuliah. Sebagai mahasiswa perantauan dari desa terpencil, Donal menempuh proses pendidikannya di tengah berbagai keterbatasan yang harus dia hadapi. Namun tetap berhasil meraih gelar Sarjana Pendidikan sesuai tekad yang dia canangkan saat meninggalkan kampung halaman untuk meneruskan Pendidikan di Kota Samarinda, Kalimanta Timur.