
NUNUKAN – Sekitar satu bulan terakhir, pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan mengeluhkan banyaknya lalat yang beterbangan maupun bertengger di banyak tempat di gedung Rumah sakit tersebut. Bahkan merubung pasien yang sedang menjalani rawat inap di tempatnya masing-masing.
Seperti yang disampaikan salah seorang pasien rawat inap di bagian Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD, Dedy Kamsidi, Ahad (4/9/2022) lalu yang tidak hanya merasa terganggu tapi sangat khawatir dengan akibat buruk pada kesehatannya, dampak dari banyaknya lalat yang berada di tempat dia dirawat bahkan yang ramai-ramai menghampiri tubuhnya.
“Bagaimana bisa, tempat layanan kesehatan justru menjadi tidak sehat akibat banyaknya lalat. Saya jadi khawatir, bukannya sehat tapi malah menjadi sakit dengan kondisi ini,” kata Dedy.
Dari pantauan media ini sendiri, ruang IGD di RSUD Nunukan tempat Dedy Kamsidi serta beberapa pasien lain dirawat saat itu memang terlihat banyak lalat. Baik yang berterbangan, hinggap di tubuh pasien hingga bertengger pada beberapa peralatan medis yang tersedia di tempat itu.
Dikonfirmasi, Direktur RSUD Nunukan, Dulman membenarkan adanya ‘serangan’ lalat di RSUD Nunukan sekitar satu bulan terakhir yang menjadi keluhan pasien rawat inap.
“Jangankan yang tengah sakit dan membutuhkan layanan kesehatan, kita yang sehat saja terganggu dengan banyaknya lalat di RSUD Nunukan saat ini,” kata Dulman.
Mencari penyebab kemunculan tiba-tiba ‘rombongan’ lalat di RSUD Nunukan, menurut Direktur RSUD Nunukan ini dia memerintahkan staf bagian Humas melakukan penelusuran. Hasilnya, diduga kuat kedatangan lalat tersebut dari banyaknya kandang ayam ternak usaha warga yang berada di sekitar RSUD Nunukan.
“Tidak hanya kandang ayam ternak, bahkan dekat RSUD ada juga ditemukan keberadaan Rumah Pemotongan Hewan. Dugaan kuat kami, sumber kedatangan lalat yang banyak di RSUD Nunukan saat ini berasal dari kandang ayam ternak maupun RPH di sekitar RSUD Nunukan, “ terang Dulman, Rabu (7/9/2022).
Mendukung asumsinya, menurut Dulman, kerumunan lalat di RSUD Nunukan ini memang bukan pertama kali terjadi. Sekitar dua tahun lalu, lanjutnya, kasus serupa juga terjadi. Saat itu, pihak RSUD juga menemukan banyak kandang usaha ayam ternak di sekitar mereka.
Atas perintahnya, bagian Humas RSUD Nunukan saat itu melakukan koordinasi dengan instansi terkait yang dianggap berkompeten terkait izin usaha kandang ayam ternak yang diterbitkan.
Atas koordinasi tersebut, lanjut Dulman, dalam waktu yang tidak terlalu lama, diketahui aktivitas kandang usaha ayam ternak dimaksud telah menghentikan kegiatannya di lokasi tersbut.
“Saat itu, setelah aktivitas usaha ayam ternak di tempat tersebut dihentikan, lalat-lalat yang sebelumnya datang menggangu dengan serta merta juga tidak terlihat lagi,” kata Dulman.
Namun terlepas dari itu, Dulman memastikan tentunya ada instansi-instansi terkait yang berkompeten yang menyikapi kasus ini untuk menentukan sikap tegas sesuai ketentuan atau aturan yang berlaku.
Pihak RSUD, lanjut Dulman, menunggu. Bagaimana instansi berkompeten menyikapi permasalahan ini. Kalau pihak RSUD Nunukan, lanjutnya sudah melakukan pendekatan-pendekatan terhadap pengelola usaha ayam ternak tersebut dan memberikan pemahaman terkait dampak buruk banyaknya lalat terhadap kesehatan manusia dan sekitarnya.
“Jika pemilik usaha ayam ternak membandel atau tidak mengindahkan upaya pendekatan kami, ya mau bagimana, kami bukan institusi eksekutor,” kata Dulman.(DEVY/DIKSIPRO)