NunukanPendidikan

SMA Negeri 2 Nunukan Selatan Jadi Sekolah Batu Loncatan

Mardaniah : "Mutu kami sama seperti sekolah negeri lainnya,"

NUNUKAN – Keberadaan SMA Negeri 2 Nunukan Selatan sejak tahun 2020 disebut-sebut sebagai salah satu solusi untuk mengatasi tidak tercovernya siswa lulusan SLTP yang ingin masuk di sekolah Negeri yang ada di daerah ini.

Calon siswa yang tidak lolos seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 1 Nunukan Selatan, SMA Negeri 2 Nunukan dan SMA Negeri 1 Nunukan akan didistribusikan ke SMA Negeri 2 Nunukan Selatan untuk ditampung.

Alasannya, sangat realistis. Para orang tua masih sangat memilih sekolah berstatus negeri karena pertimbangan pembiayaan yang jauh lebih murah dibanding jika mengikuti Pendidikan di sekolah swasta.

Sayangnya, pada perkembangan berikutnya, banyak masyarakat yang memanfaatkan peluang masuk di SMA Negeri 2 Nunukan Selatan ini hanya sebagai batu loncatan untuk kelak berpindah ke sekolah ber-plat merah lainnya di perkotaan yang pernah menolak mereka saat PPDB di awal tahun pendidikan.

“Setelah beberapa bulan bersekolah di SMA Negeri 2 Nunukan Selatan, sejumlah orang tua siswa dengan berbagai alasan bermaksud memindahkan anak mereka ke sekolah negeri lain yang diinginkan,” kata Kepala SMA Negeri 2 Nunukan Selatan, Mardaniah.

Pada tahun pertama sekolah ini berdiri, atau tepatnya pada tahun 2020 ada tercatat 5 orang siswa yang mengundurkan diri untuk pindah ke sekolah negeri lainnya yang mengaku masih memiliki quota menerima siswa pindahan.

Sedangkan pada tahun kedua, atau pada tahun 2021, tercatat 4 siswa yang dipindahkan orang tua mereka dari SMA Negeri 2 Nunukan Selatan.

Disebut sebagai sekolah ‘Batu Loncatan’, Mardaniah membenarkan jika praktik itu terjadi karena akal-akalan orang tua siswa agar anak mereka tetap bisa sekolah di sekolah negeri yang sebelumnya pernah menolak menerima lantaran kebijakan PPDB.

Tapi jika kepindahan beberapa siswa dari sekolah yang dipimpinnya ini diasumsikan buruk karena kurangnya mutu pendidikan yang diselenggarakan, Mardaniah menolak keras.

Kendati merupakan sekolah baru, namun kualitas pendidikan di SMA Negeri 2 Nunukan Selatan dipastikan tidak kalah dengan sekolah sekolah lain yang lebih dulu keberadaannya bahkan disebut sebagai sekolah favorit.

Mardaniah justru mengkritisi komitmen dunia pendidikan dari pihak-pihak yang dianggapnya sebagai ‘tangan-tangan’ yang turut memberi peluang atau memuluskan berpindahan siswa dari satu sekolah negeri ke sekolah negeri lainnya yang masih dalam satu daerah.

“Akan jadi pertanyaan, bagaimana mungkin di tengah tahun ajaran berjalan kok tiba-tiba ada sekolah yang masih tersedia quota kursi untuk siswa pindahan. Dengan alasan pindah yang tidak logis,” kata Mardaniah. (MARDANIAH)

Komentar

Related Articles

Back to top button