HukumKaltaraNunukanUmum

Sepuluh Hari Pasca Bom Molotov di Gereja KIBAID

NUNUKAN – Sepuluh hari pasca kasus dugaan pelemparan bom molotov di halaman Gereja Kerapatan Injil Bangsa Indonesia (KIBAID), Pos PI Nunukan di Jl. Sei Bilal RT 20, Nunukan Barat, Kabupaten Nunukan pada Kamis (8/9/2022 lalu, jemaat di rumah ibadah tersebut tetap melaksanakan kegiatan ibadah mereka seperti biasa.

Gembala Gereja KIBAID Nunukan, Srigel Hengki mengatakan, ibadah pada hari Minggu, 18 September 2022 ini merupakan minggu kedua setelah adanya kasus bom molotov tersebut.

“Sejak hari minggu pertama setelah kejadian, (11/9/2022), jemaat KIBAID tetap melakukan kegiatan ibadah seperti biasa,” kata Srigel Hengki.

Dijelaskannya, semua prosesi pelaksanaan kegiatan ibadah pada dua hari Minggu terakhir tetap berlangsung normal, sesuai jadwal pada hari Sabtu malam dan hari Minggu pagi, tetap seperti biasa sebelum kasus dugaan pelemparan molotov itu terjadi.

Srigel Hengki memastikan baik dirinya dan semua Jemaat KIBAID tidak ada merasa cemas yang berlebihan untuk kembali melakukan rutinitas semua kegiatan gereja, pasca dugaan pelemparan molotov, dihalam gereja tersebut.

“Tidak ada kecemasan atau kekhawatiran. Semua anggota jemaat tetap datang ke gereja untuk melakukan Ibadah, seperti biasanya,” ungkap Srigel Hengki.

Selain memang tidak ingin jadwal pelaksanaan ibadah yang mereka lakukan terhambat, masih menurut Srigel Hengki, pengamanan dan penjagaan yang dilakukan pihak Kepolisian setelah kasus dimaksud terjadi, dianggap cukup memberikan mereka rasa aman saat beribadah.

“Kami mendapatkan keamanan dari pihak kepolisian. Tempat Ibadah ini (KIBAID) dijaga dan terus dipantau oleh pihak kepolisin hingga hari ini,” tegasnya.

Menurut Srigel Hengki, terkait upaya pengungkapan identitas pelaku dugaan pelemparan molotov oleh pihak Kepolisian, dirinya sebagai Gembala Jemaat KIBAID sudah diminta keterangannya.

“Saya dan beberapa anggota Jemaat sudah dipanggil oleh pihak kepolisian untuk memberikan keterangan. Kami juga sangat kooperatif memberikan keterangan untuk kebutuhan mendukung kinerja aparat,” terangnya

Kilas balik peristiwa dugaan pelemparan molotov di rumah ibadah yang dia pimpin, menurut Srigel saat peristiwa itu terjadi dia tidak berada di gereja. Dan perlu dicatat, rumah ibadah tersebut juga difungsikan sebagai rumah tempat tinggal.

Selain kerugian atas satu unit kendaraan sepeda motor yang ikut hangus terbakar, dipastikan peristiwa yang terjadi di rumah ibadah yang dipimpin Srigel Hengki tidak menimbulkan kerugian luka baik berat maupun ringan. (DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button