Nunukan

Non Muslim Yang Mendapatkan Berkah Dari Perayaan Idul Fitri

Berjualan Bunga Untuk Muslim Penziarah Makam

Kegembiraan pada perayaan Hari Raya Idul Fitri di Nunukan ternyata tidak saja dinikmati hanya oleh umat muslim yang menyambutnya sebagai hari kemenangan setelah sebulan penuh melaksanakan salah satu rukun Islam, ibadah berpuasa di bulan Ramadhan.

Berkah Idul Fitri ternyata dirasakan juga oleh sejumlah umat non muslim yang jeli melihat adanya peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari dilaksanakannya perayaan lebaran tersebut.

Selain sebagai tuntunan sunnah, tradisi ziarah kubur yang dilakukan umat muslim pada pada momen Idul Fitri umumnya dibarengi juga dengan kebiasaan tabur bunga  pada makam sanak keluarga yang dikunjungi.

Oleh Sebagian warga yang tinggal di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Islam di RT. 06 Kampung Jawa, Kelurahan Nunukan Barat, tradisi penziarah melakukan tabur bunga pada makam yang ada di lokasi tersebut memunculkan inisitiaf mereka untuk menjual bunga kepada penziarah yang membutuhkannya.

Uniknya, mayoritas warga sekitar lokasi pemakaman umat muslim terbesar di Nunukan ini, yang berinisitif  menjajakan bunga untuk ziarah kubur tersebut adalah mereka warga yang beragama non muslim,

Campuran kelopak bunga dengan potongan daun pandan yang dikemas dalam satu bungkusan plastik kecil, oleh para pedagangnya di tempat ini rata-rata dijual seharga Rp 5 ribu

Andi Pangeran, misalnya. Diantara penduduk sekitar yang mengaku berinisitif menjual bunga untuk para penziarah kubur di lokasi pemakaman muslim yang tidak jauh dari tempat tinggal itu dia lakoni sejak tahun  2013 silam.

“Dua kali dalam setahun, lebaran Idul Fitri dan lebaran idul Adha, saya bersama istri dan anak menggunakan kesempatan untuk berjualan bunga kepada para penziarah makam,” kata Andi Pangeran.

Dari kedua hari besar umat muslim yang disebutkan, dipastikannya perayaan Hari Raya Idul Fitri jumlah penziarah yang membludak. Artinya, akan memberi dia dan keluarganya semakin banyak mendapatkan keuntungan dari hasil berjualan bunga tersebut.

Hanya pada hari pertama lebaran Idul Fitri 1444 H tahun ini atau tepatnya Sabtu 22 April 2023 lalu, Andi Pangeran mengaku memperoleh pendapatan hingga sebesar Rp 1 juta. Pada hari kedua dia juga memperkirakan jumlah rupiah yang sama akan dia dapatkan dari hasil usahanya itu.

“Karena memang sebesar itulah rata-rata per hari uang yang didapatkan dari berjualan bunga pada setiap lebaran Idul fitri. Kecuali lebaran Idul Adha, uang yang didapat paling banyak setengahnya saja,” terang Andi Pangeran.

Pedagang bunga lainnya di lokasi yang sama, seorang Ibu rumah Tangga (IRT) yang juga tinggal di RT. 06 Kp. Jawa ini, bernama Nova, mengaku baru tahun ini dia ikut menjajakan bunga untuk penziarah makam.

Inisiatifnya muncul setelah melihat beberapa tetangga terdekatnya memperoleh keuntungan yang menurutnya cukup lumayan untuk menambah uang belanja dapur rumah tangga mereka.

“Kerjanya, mulai dari mencari dan mengumpulkan bunga hingga menawarkan kepada calon pembeli juga tidak terlalu berat tapi hasilnya cukup lumayan,” kata Nova.

Sama seperti pedagang lainnya, Nova mengaku mulai mempersiapkan bunga yang akan dijual pada dua hari sebelum Idul Fitri. Agar bunag yang dijual masih terlihat tetap segar saat ditawarkan kepada calon pembali.

Sebagai pedagang bunga pemula, Nova mengaku memang belum memperoleh penghasilan sebesar rekan-rekan pendahulunya. Pada hari pertama lebaran Idul Fitri kali ini misalnya, dia hanya memperoleh pendapatan sebesar Rp 200 ribu.

Namun diyakini untuk lebaran-lebaran tahun selanjutnya, saat dia sudah menguasai cara efektif menawarkan dagangannya kepada calon pembeli, dia juga akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.

“Ini memang kali pertama saya coba ikut berjualan bunga. Belum terlalu menguasai cara merebut minat calon pembeli,” kata Nova agak tersipu.

Namun aktifitas yang dianggapnya cukup menarik dan menyenangkan saat berjualan bunga ini adalah Ketika ada penziarah yang datang dan baru tiba di lokasi pemakaman maka antara sesama mereka pedagang bunga saling berebut untuk menawarkan dagangannya.

“Terlihat lucu tapi sangat menyenangkan,” kata Nov. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button