SMPN 1 Nunukan Diharapkan Jadi Sekolah Pelopor Anti Perundungan

NUNUKAN – Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafid berharap SMP Negeri 1 Nunukan bisa menjadi pelopor untuk gerakan anti Bully atau perundungan di sekolah.
Apalagi diketahui Bupati, sekolah ini memang terpilih sebagai satu dari dua sekolah di Kabupaten Nunukan yang dipercaya menjadi Sekolah Penggerak Angkatan I pada program Roots Day tahun 2021 lalu
Harapan tersebut disampaikan Bupati saat hadir sekaligus menyampaikan sambutannya pada Peringatan Hari Ulang Tahun Ke 43 SMPN 1 Nunukan yang berlangsung di halamkan sekolah tersebut, Senin (28/11/2022).
“Perundungan atau bully merupakan persoalan serius dan banyak dihadapi oleh sekolah-sekolah masa kini. Kasusnya seperti fenomena gunung es. Hanya sedikit dari peristiwanya yang terungkap,” ujar Laura.
Masalah bully, lanjut Laura, tidak bisa dianggap enteng, Kita semua sepakat, tindakan perundungan tidak bisa dibenarkan, apapun bentuknya, perbuatan itu sangat berbahaya dan berpotensi menghancurkan masa depan para korbannya.
Kepada pendidik atau pembimbing di sekolah tersebut, pejabat nomor satu di Nunukan ini mewanti-wanti agar kepada siswa ditanamkan rasa saling menghargai antara sesama teman-temannya.
“Jangan karena mengikuti trend dan ingin viral, akhirnya teman-teman yang menjadi korban,” ujar Laura
Selanjutnya, Laura yang juga alumni SMP Negeri 1 Nunukan lulusan tahun 2000 ini menyatakan bahwa dunia pendidikan saat ini tengah menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Terutama pada perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Melalui penerimaan sistem zonasi untuk siswa baru, penggunaan perangkat Handphone untuk belajar, dan implementasi kurikulum merdeka belajar, juga menjadi tantangan baru yang harus di sikapi dengan bijak,”imbuhnya.
Terkait harapan Bupati agar SMP Negeri 1 Nunukan menjadi pelopor gerakan anti bully di sekolah, dalam sebuah wawancara yang pernah dilakukan media ini, Kepala SMP Negeri 1 Nunukan, Rustiningsih membenarkan sekolah yang dia pimpin saat ini pernah mendapat kepercayaan dari Kementerian Pendidikan RI sebagai penyelenggara program Roots Day.
Roots Day, terang Rustiningsih, merupakan program dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang menunjuk sekolah agar membentuk sekelompok siswa sebagai agen untuk Unjuk Informasi dan Kreasi tentang Pencegahan Perundungan di Sekolah
Merinci masing-masing materi kegiatan yang diberikan kepada siswa didik selaku pelopor Agen Perubahan pada program tersebut, diantaranya Pengenalan dan indentifikasi terhadap konsep perundungan
“Termasuk membangun ide dan kesadaran pencegahan perundungan, Bermain peran, Menyusun dan menggaungkan aksi anti perundungan serta Pelaksanaan aksi anti perundungan,” terang Rustiningsih saat itu. (DEVY/DIKSIPRO)