Mendung Menggantung di Tulin Onsoi, Warga Desa Kalunsayan Waspada Banjir Susulan

NUNUKAN – Warga Kecamatan Tulin Onsoi saat ini tengah bersiaga menyusul potensi banjir kiriman dari wilayah Malaysia. Cuaca mendung dan ancaman hujan di hulu sungai mengkhawatirkan masyarakat, khususnya di Desa Kalunsayan, yang terdampak banjir ini.
Sumber banjir berasal dari Sungai Kuamut yang melintasi perbatasan Malaysia dan masuk ke Indonesia lewat Sungai Agison dan Sungai Sibuda. Jika hujan kembali turun malam ini di hulu sungai tersebut, warga memprediksi luapan air akan lebih besar dibanding kejadian sebelumnya.
Lima desa yang berada di wilayah rawan banjir meliputi Kalunsayan, Tembalang, Salang, Tinampak Satu dan Tinampak Dua. Ketinggian air pada kejadian sebelumnya mencapai bahu orang dewasa dan menggenangi akses jalan.
“Saat ini belum ada pengungsian. Tapi kalau malam ini hujan deras di hulu, kami khawatir banjir akan kembali datang, bahkan bisa lebih besar dari sebelumnya,” ujar Semion Latu, Kepala Desa Kalunsayan.
Semion menyampaikan bahwa warga masih berada di rumah masing-masing sambil memantau kondisi sungai. Minimnya sistem peringatan dini dan tidak adanya alat ukur debit air menjadi tantangan utama dalam menghadapi banjir kiriman.
Pemerintah daerah diminta segera melakukan antisipasi, termasuk menyiapkan sarana evakuasi darurat seperti perahu karet dan jalur penyelamatan. Penataan pemukiman dan pembangunan pos pantau sungai juga dinilai penting untuk jangka panjang.
Banjir kiriman dari wilayah Malaysia tercatat terjadi beberapa kali setiap tahun dan umumnya tiba pada dini hari. Tebaru sebelum kejadian ini, sudah 2 kali banjir merendam Desa Kalunsayan di bulan Juni. Warga berharap pemerintah pusat menjadikan persoalan ini sebagai isu strategis perbatasan yang butuh koordinasi lintas negara.
Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa, namun aktivitas warga terganggu dan kondisi psikologis masyarakat menurun akibat ketidakpastian akan potensi banjir lanjutan. (WIRA/DPro)