Perampok Bertopeng Beraksi di Nunukan

Rampas Rp 26 Juta Uang Milik Korbannya

NUNUKAN – Peristiwa perampokan terjadi tadi malam di Nunukan. Korbannya, sebuah keluarga yang tinggal di Jl. Sultan Hasanuddin RT. 10 Kelurahan Selisun, Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan.

Uang tunai milik korban dengan jumlah yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 26 juta amblas dirampas dan dibawa lari pelaku yang saat melakukan aksinya mengenakan penutup wajah berupa topeng.

Kronologis kejadiannya, seperti dituturkan korban bernama Rina (39), ibu rumah tangga dalam keluarga ini, ketika dia di rumah hanya tinggal berdua dengan anaknya yang masih berusia 5 tahun, berada di dalam kamar tidur utama. Suaminya, Samlan diperkirakan baru sekitar 15 menit berlalu, keluar meninggalkan rumah untuk berjamaah melaksanakan sholat Isya dan tarawih di Masjid terdekat.

Saat itu waktu diperkirakan sekitar Pk 20.00 Wita, Rina bersiap untuk  berwudhu karena akan melaksanakan kewajiban sholat Isya. Tiba-tiba dari arah luar kamar, atau tepatnya di ruang tamu, Rina mendengar sayup suara seperti kaki orang melangkah.

Tidak menaruh kecurigaan apapun pada suara yang dia dengar, Rina tetap melanjutkan niatnya melakuan wudhu di kamar mandi yang berada di dalam kamar tidur utama pada keberadaaannya saat itu. Hingga tiba-tiba pintu kamar utama yang memang tertutup tapi tidak dikunci dibuka dari arah luar dan seseorang yang tidak dikenali, karena menggunakan topeng menyeruak masuk sambil menodongkan pisau kepada Rina.

“Orang itu mengarahkan pisaunya kearah leher saya sambil bertanya, mana….mana….mana,” cerita Rina. Dia memastikan pisau yang digunakan pelaku hanya jenis pisau dapur biasa.

Kendati sangat terkejut dan dengan ancaman todongan senjata tajam, Rina mengaku tetap berteriak sekeras-kerasnya untuk meminta pertolongan.

Namun apa daya, lorong kawasan sekitar rumah tempat keluarga ini tinggal, yang tidak terlalu jauh dari rumah mantan Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafid memang tergolong masih sangat sepi dan sangat gelap pada malam hari. Satu-satunya rumah warga terdekat adalah rumah milik Ekki yang tidak lain adalah kakak kandung Rina. Itupun keberadaannya berjarak sekitar 100 meter dari rumah korban.

Tanpa mengindahkan teriakan Rina, pelaku langsung mengambil sebuah tas tangan wanita milik Rina yang saat itu berada diatas tempat tidur yang digunakan Rina bersama anaknya rebahan sambil menunggu masuk waktu sholat Isya.

Berhasil mengambil tas tangan milik Rina berisi uang tunai yang nilainya dipastikan Rina lebih dari Rp 26 juta atau bahkan mencapai Rp 27 juta, pelaku langsung kabur melarikan diri keluar rumah menembus kegelapan malam.

Walau ditodong pisau oleh pelaku, sebenarnya menurut Rina ada niat untuk melakukan perlawanan atau setidaknya berusaha mempertahankan tas tangan miliknya yang dirampas pelaku.

“Tapi karena lebih khawatir pada keselamatan anak saya, niat itu saya batalkan. Tapi saat itu saya terus berteriak-teriak meminta pertolongan tanpa henti,” kata Rina yang saat menceritakan kejadian ini pada Diksipro.com masih berurai air mata dan sesenggukan berusaha menahan tangis lantaran peristiwa yang dia alami masih belum lama berlalu dari saat diwawancarai oleh awak media ini.

Bagian dinding tembok rumah korban yang belum tertutup diduga sebagai akses masuk pelaku perampokan memasuki rumaah korbannya. (ADHE/DIKSIPRO)

Masih berdasar cerita Rina, sempat terlintas untuk melakukan perlawanan atau berusaha merebut kembali tas tangan miliknya yang sudah berada di tangan pelaku karena di dalam tas itulah seluruh uang tunai yang dimiliki, baik dalam bentuk Rupiah Indonesia maupun Ringgit Malaysia berada.

“Bagi kami uang sejumlah itu tidak sedikit. Apalagi rencananya akan ‘diputar’ sebagai modal usaha. Saya sehari-harinya berdagang jenis perhiasan di kawasan terminal Pelabuhan Tunon Taka.

Uang yang susah payah dikumpulkan untuk menambah besar modal usaha tersebut kata Rina diperoleh dari hasil giliran mendapat lot arisan yang sudah cukup lama dia tunggu-tunggu. Ditambah dengan hasil penjualan kalung emas yang biasa dikenakan anaknya.

“Saya sempat janji pada anak saya, kalungnya mama pinjam dulu dengan pertimbangan setelah modal usaha yang dikembangkan memberikan hasil, akan saya belikan lagi dia (anak Rina) kalung baru sebagai penggnti,” kata Rina yang masih terus berurai air mata saat menceritakan nasib naas yang dialami.

Dari keterangan cerita kakak laki-laki Rina bernama Ekki, saat kejadian dia yang tengah duduk di beranda depan rumahnya. Karena mendengar dri kejauhan suara adiknya berteriak-teriak meminta tolong, Ekki langsung  berlari menuju Rumah Rina.

“Saat memasuki rumahnya, adik saya itu masih histeris berteriak menyebutkan uangnya diambil orang. Spontan saya berlari keluar rumah sambil membawa sekop berusaha mengejar pelaku,” terang Ikki.

Tapi karena suasana sekitar memang sangat gelap tanpa ada lampu penerangan jalan, kata Ikki lagi, dia benar-benar kehilangan jejak.

Walau saat kejadian semua pintu dan jendela rumah korban tertutup rapat dan terkunci, kecuali pintu kamar tidur utama, diduga kuat pelaku memasuki rumah korbannya dengan cara memanjat hingga ke bagian atas bangunan rumah yang dindingnya masih ada tersisa belum ditembok. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar
Exit mobile version