NUNUKAN – Memasuki hari ke tiga belas, dua orang Narapidana, Tuo Bin Unding dan Indra Adi Saputra yang berhasil melarikan diri dari Lembaga Pembinaan Masyarakat (Lapas) Klas II-B Nunukan belum juga ditemukan.
Walau bukan orang Nunukan, kedua Napi titipan dari Tanjung Selor itu seperti mengenal benar wilayah ini dan menemukan tempat bersembunyi terbaik untuk mereka hingga pencarian yang dilakukan petugas belum membuahkan hasil.
Kendati belum menemukan titik terang keberadaan kedua napi buron tersebut, Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Nunukan Youga Supriyadi memastikan tidak mengurangi intensitas perburuan yang dilakukan oleh pihaknya.
Namun diakui, dalam menelusuri tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat persembunyian Tuo dan Adi, Petugas Lapas yang di-back up kepolisan mengalami sejumlah kendala di lapangan. Diantaranya, letak geografis Nunukan yang masih dikelilingi hutan disebut-sebut sebagai penyebab belum terendusnya keberadaan kedua napi tersebut.
“Kendala utama kami memang kondisi geografis Nunukan. Kami sudah menyusuri daerah-daerah yang memungkinkan menjadi lintasan yang mereka lewati tapi hasilnya masih nihil,” ujar Youga.
Selain masalah geografis, penyebab lain belum ditemukannya dua pelarian tersebut adalah perubahan bentuk fisik selama dalam perburuan berlangsung. Misalnya pertumbuhan rambut, kumis atau jenggot yang membuat mereka sulit untuk dikenali petugas.
Pihak Lapas, lanjut Youga hanya berbekal foto saat Tuo dan Adi diserahkan kepada mereka. Selebihnya, mereka tidak memiliki foto terbaru kedua napi tersebut.
“Termasuk masyarakat juga akan kesulitan mengenalinya, karena foto pelaku yang disebarkan ditempat-tempat umum kondisinya kepala plontos tanpa rambut,” kata Youga lagi.
Menjawab pertanyaan sisi keamanan Lapas dan pengendalian warga binaan agar tidak terus terulang kasus serupa, menurut Youga saat ini Lapas telah memperbaiki dan memasang alat kamera pemantau CCTV pada sejumlah sudut guna membantu petugas dalam melakukan pengawasan terhadap warga binaan mereka.
Minimnya jumlah petugas di Lapas Klas II-Nunukan dapat diketahui dari perbandingan jumlah personil yang tersedia.
Dengan jumlah 1.252 orang warga binaan yang ada saat ini pengawasan atau penjagaan terhadap mereka dilakukan oleh 9 orang sipir yang tergabung dalam satu regu.
“Jumlah itu masih jauh dari kata cukup. Setidaknya, satu regu jaga diperkuat antara 15 hingga 20 orang petugas jaga.
terang Youga.
Setidaknya dalam 1 regu jaga itu minimal 15 orang dan 20 orang itu sudah maksimal sekali. Hanya saja kita tidak bisa diam dengan kondisi ini, makanya kita tambah jumlah CCTV biar bisa memantau juga aktivitas mereka setiap saat,” pungkas Youga. (DIA/DIKSIPRO)