Perayaan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Nunukan Ke-23 Tahun 2022 yang dilaksanakan selama dua pekan, dimulai tanggal 9 hingga tanggal 23 Oktober 2022.
Mestinya, gelaran berbagai acara yang di pusatkan pada pentas hiburan di Paras Perbatasan Nunukan tersebut, sejatinya adalah untuk seluruh masyarakat di Kabupaten Nunukan.
Namun dari seluruh konsep dan rangkaian kegiatan acara yang diselenggarakan justru tidak mencerminkan bahwa HUT daerah itu menjadi ‘milik’ seluruh masyarakat Kabupaten Nunukan.
Slogan “Bersinergi, Pulihkan Ekonomi” Tentunya sangat bagus!
Kalimat motivasi tersebut terdiri dari kata kerja (bersinergi), kata kerja-keterangan (pulihkan) kata benda (ekonomi).
Secara harfiah, kalimat tersebut dapat dimaknai, Ayo… mari kita berkerjasama, bergandengan tangan untuk memulihkan ekonomi Kabupaten Nunukan.
Seremonial HUT telah dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2022, bahkan panitia mengundang artis ibu kota untuk memeriahkan acara tersebut, dan puncak acara adalah Pawai Kebudayaan.
Sebagai refleksi bersama, ada beberapa catatan yang perlu dibuat selama terlaksananya rangkaian HUT. Yaitu, bahwa HUT Kabupaten Nunukan adalah HUT milik semua, masyarakat Kabupaten Nunukan.
Masyarakat Kabupaten Nunukan dari kota sampai desa, dari gedung sampai pondok, dari pangkat pejabat sampai petani/nelayan atau buruh.
Karena merekalah, Nunukan ini ada. Karena merekalah pemerintah ini ada. Tanpa mereka, Nunukan tidak ada.
Dari segi makna dan pemaknaan, slogan tersebut bagus dan tepat.
Memang semua itulah yang dibutuhkan dan harus dilakukan saat ini.
Harus dilakukan oleh regulator.
Sebab secara nasional, ekonomi, Indonesia tidak sedang baik-baik saja pasca pandemi Covid-19.
Pertumbuhan ekonomi daerah rata-rata stagnan dan inflasi tinggi pasca kenaikan harga BBM. Butuh kerja sama semua pihak. Siapa saja yang ada dan merasa memiliki Nunukan.
Slogan tersebut bagus.
Sebagai regulator, pemerintah memang perlu melakukan itu.
Harus mengajak serta masyarakatnya bergandengan tangan memulihkan ekonomi yang terpuruk akibat Pandemi Covid 19.
Tapi itu tidak bisa dilakukan sendiri dan parsial. Pemerintah, swasta dan masyarakat harus bersinergi sebagai mana dimaksudkan dalam slogan tersebut.
Maksud dari slogan itu sudah benar. Namun sayang, tindakannya yang belum benar.
Rangkaian kegiatan tidak mencerminkan bahwa HUT milik seluruh masyarakat tapi masih elitis.
Paradigma dan mindset tidak sejalan dengan yang tertulis. Belum benar-benar menjiwai.
Panggang masih jauh dari apinya.
Pemerintah yang diwakili Panitia gagal menjadikan HUT Kabupaten Nunukan 2022 sebagai pesta rakyat.
Artis Ibu kota jauh lebih penting dari pada rakyatnya.
Slogan atau ajakkan bersinergi kepada rakyat masih jauh dari wujud sebuah tekad, komitmen kesungguhan memulihkan ekonomi.
Pulihkan ekonomi, demikian bunyi slogan ltu. Tapi UMKM alpa dilibatkan. Mereka tidak punya stand pameran. Ekonomi apa dan ekonomi milik siapa yang dimaksudkan. Sementara yang kita pahami bahwa UMKM adalah sektor potensial kalau bicara pemulihan ekonomi. Merekalah sesungguhnya motornya.
Karena sektor ini yang bersentuhan langsung dengan rakyat atau masyarakat kecil.
Kalau sektor lain, hanya bisa diakses sebagian kecil saja oleh masyarakat Nunukan. Mungkin 0.00+ sekian persen. Bukankah itu kontradiktif dengan slogan yang didengungkan?
Apakah ekonomi artis itu yang dimaksudkan?
Rakyat sebagai pemilik Kabupaten Nunukan dilupakan.
Lantas pertanyaannya, kepada siapa ajakan sinergi itu ditujukan? Bukankah kepada rakyat dalam pengertian seluas-luasnya. Tetapi kenapa Kecamatan, kelurahan tidak diikut sertakan?
Sementara rakyat pemilik Kabupaten Nunukan ada di kecamatan, kelurahan dan desa. Jangankan kecamatan, kelurahan dan desa, DPRD sebagai bagian dari penyelenggara pemerintah daerah saja alpa diundang dalam acara pembukaan HUT.
Sebuah agumentasi yang wajib selama beberapa tahun terakhir “Ini masih pandemi. Anggaran tidak ada.” Logikanya, bukankah anggaran mendatangkan artis sangat mungkin ratusan juta juga. Jumlah yang cukup untuk mendatangkan UMKM dari kecamatan, dan lain sebaginya.