Lagi, PMI Deportasi Berhasil Kabur Dari Tempat Penampungan

Edy : “Mestinya ada SOP pengawasan yang tegas,”

NUNUKAN – Dua orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) deportan yang ditampung di Rumah Ramah PMI (Rusunawa), Acong Bin Junaidi dan Abidin Bin Marsuki dikabarkan berhasil kabur dari tempat penampungan, sekitar Pk. 01.00 Wita dini hari, Selasa (7/6/2022).

Keduanya merupakan di antara 371 orang PMI ilegal yang dideportasi Pemerintah Malaysia pada Kamis (2/6/2022) ke Nunukan. Selanjutnya ditampung sementara di Rumah Ramah PMI, Jl. Udang Dewa RT. 07 Nunukan Selatan, guna tindak penanganan selanjutnya.

Dikonfirmasi, Kepala UPT BP2Mi Wilayah Kalimantan Utara, F. Jaya Ginting tidak membantah informasi tersebut. Diduga keberhasilan kedua PMI kabur dari tempat penampungan tersebut adanya sedikit kelengahan petugas pengawas yang sudah kelelahan dalam melakukan tugas pengawasan.

“Namanya juga manusia. Berupaya mencari peluang untuk kabur dengan memanfaatkan sedikit kelengahan petugas jaga akibat kelelahan,” terang Ginting.

Dijelaskan, pengawasan terhadap ratusan PMI yang ditampung di Rumah Ramah PMI dilakukan selama 24 jam bekerjasama dengan aparat dari TNI-Polri dan Satpol PP. Pihak BP2MI juga menjadwalkan tugas penjagaan dilakukan secara bergantian (Shift).

Dalam sehari, dilibatkan 9 orang petugas aparat gabungan yang dibagi dalam 2 shift. Dari sisi pengamanan, menurut Ginting upaya tersebut dipercaya sudah cukup baik.

“Kendati demikan, ada saja PMI yang berniat untuk kabur dan mencari cara agar lolos dari pantauan petugas,” kata Ginting yang memastikan kasus kaburnya PMI deportasi dari tempat penampungan ini bukan untuk yang pertama kali terjadi.

Menyebutkan identitas rinci kedua PMI yang berhasil melarikan diri dari tempat penampungan dimaksud, adalah Acong Bin Junaidi, jenis kelamin laki-laki, kelahiran Bone, 12 Juni 1997. Serta Abidin Bin Marsuki, jenis kelamin laki-laki, kelahiran Bone, 01 Juli 1986.

Kepala UPT BP2MI Wilayah Kalimantan Utara ini meduga, terjadinya kerjasama antara Acong dan Abidin sehingga berhasil kabur dari tempat penampungan di Nunukan karena keduanya sudah saling kenal dekat saat dalam tahanan Imigrasi Malaysia. Saat kabur, keduanya hanya membawa pakaian yang dikenakan di badan.

“Kami akan lakukan pencarian. Hal itu dilakukan sebagai bentuk perlindungan terhadap PMI itu sendiri,” tegasnya.

Saat ini, selain yang telah keluar meninggalkan tempat penampungan karena ada jaminan dari pihak keluarga yang menjemput, masih tersisa ratusan orang lagi di Rumah Ramah PMI untuk menunggu jadwal kapal yang akan memberangkatkan kepulangan mereka ke kampung halaman daerah asal masing-masing.

Terpisah, Sekretaris Satpol PP Nunukan, Edy menyampaikan pengamanan di tempat penampungan dilakukan secara kolektif oleh TNI-Polri dan Satpol PP. Tim pengamanan tersebut dibentuk oleh BP2MI.

“Tidak ada institusi yang dilibatkan sebagai leading sektor. BP2MI yang meminta personil dari TNI-Polri maupun Satpol PP untuk membentuk tim pengamanan yang akan melakukan pengawasan. Termasuk menyusun jadwal tugasnya,” terang Edy.

Sama seperti yang disampaikan Ginting, pejabat Sekretaris Satpol PP Nunukan ini juga membenarkan kasus kaburnya PMI dari tempat penampungan kali ini bukan untuk yang pertama terjadi.

Kendati demikian, dalam waktu dekat pihaknya meminta kepada BP2MI Nunukan untuk kembali melakukan evaluasi terhadap proses pengawasan PMI deportasi selama berada di penampungan Nunukan.

“Harus ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tegas sesuai mekanisme yang diberlakukan kepada PMI ketika ada keluarga yang datang jemput. Pada kasus-kasus yang terjadi, tidak diketahui secara persis, apakah mereka kabur karena ada peran pihak keluarga yang datang menjenguk atau hanya akal-akalan saja,” terang Edy.

Tidak hanya itu, Edy juga meminta kepada BP2MI Nunukan agar menetapkan Leading Sektor dalam melakukan pengawasan terhadap PMI deportasi di Rumah Ramah PMI tersebut.

“Jika ada Leading Sektor pengawasan, bentuk pertanggungjawabannya jelas. Nanti akan koordinasi kepada BP2MI tentang adanya SOP pola pengamanan, pengawasan serta yang lainnya,” kata Edy. (INNA/DIKSIPRO)

Komentar
Exit mobile version