Karena Ma’bettang, Banyak IRT Korbankan Kunjungan ke Posyandu

NUNUKAN – Keberhasilan Posyandu Durian di Kelurahan Nunukan Utara terpilih Juara I dalam jambore Kader Posyandu Se – Kabupaten Nunukan di tahun 2022 ini, ternyata tidak dibarengi dengan membaiknya tingkat kesadaran hidup sehat warga di sekitarnya.

Setidaknya begitu dikatakan salah seorang kader Posyandu Durian, Nurhasanah (34) diwawancarai beberapa saat usai mewakili rekan-rekannya menerima penghargaan trophy dan dana pembinaan lomba pada momen Hari Kesehatan Nasional ke-58 di Paras Perbatasan, Kecamatan Nunukan Selatan, Senin (14/11/2022) lalu.

“Salah satu kendala dalam mengaktifkan Posyandu, adalah tingkat kesadaran pentingnya kesehatan terhadap ibu dan anak masih sangat rendah,” kata Nurhasanah.

Banyaknya ibu-ibu yang saat ini ikut bekerja ma’bettang (pengikat rumput laut), sehingga jadwal kunjungan ke Posyandu jadi dikorbankan.

Pada jadwal kunjungan ke Posyandu, kebanyakan ibu rumah tangga, lanjut Nurhasanah, enggan meninggalkan pekerjaan mereka, lebih memilih membawa anak Balita mereka ke tempat bekerja. Tidak ke Posyandu.

“Padahal pelayanan Posyandu dilakukan hanya sekali dalam sebulan untuk balita begitu juga kepada Lansia. Dan waktunya pun cukup singkat,” kata Nurhasanah lagi.

Sebagai mitra Puskesmas, lanjutnya, jadwal layanan Posyandu tetap mereka laksanakan dan sepanjang ada instruksi dari pihak Puskesmas.

Termasuk tetap memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama para ibu yang memiliki anak usia balita terkait pentingnya dilakukan pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu.

Karena situasi tersebut, lanjut IRT yang sudah aktif sebagai kader di Posyandu sejak tahun 2017 ini disikapi dengan proaktif mendatangi ibu pemilik balita dari rumah ke rumah.

Dengan pelayanan yang selama ini dapat dikategorikan secara sukarela, Nurhasanah berharap Pemerintah Daerah bisa mempertimbangkan dan memperhatikan insentif kepada kader Posyandu sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja mereka di masyarakat.

Apalagi jika melihat kondisi akhir-akhir ini, untuk mencari kader Posyandu mengantikan yang tidak aktif bukan hal yang mudah jika bukan IRT yang benar-benar mau meluangkan waktu dan kepeduliannya.

Nurhasanah membenarkan beberapa tahun lalu pernah mendapat insentif bulanan sebesar Rp 100 ribu, itupun hanya berlangsung selama 10 bulan yang anggarannya bersumber dari dana kelurahan.

Namun itu hanya berlangsung sekali dan di terima saat akhir tahun. Setelah itu, kader Posyandu tidak lagi pernah mendapatkan insentif apapun. (DEVY/DIKSIPRO)

Komentar
Exit mobile version