Foto : Kota Tawau yang masih menerapkan kebijakan Lockdown
NUNUKAN – Terhitung sejak tanggal 18 Februari 2021 nanti, terbetik kabar Malaysia akan mengakhiri masa Movement Control Order (MCO) atau di Indonesia lebih dikenal sebagai PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Dilanjutkan dengan dibukanya jalur masuk dan keluar di negeri jiran terdekat ini.
Informasi tersebut segera saja menyebar luas ditengah masyarakat, terutama di Nunukan sebagai wilayah perbatasan dengan kota Tawau di negeri bagian Sabah, Malaysia.
Perbincangan ramai terkait itu segera saja menyeruak menjadi buah bibir warga setempat. Apalagi jika mengingat nyaris satu tahun terakhir jalur masuk orang dari Nunukan ke Tawau atau sebaliknya memang ditutup oleh Malaysia menyusul terjadinya pandemi Covid-19.
Memastikannya, Diksi Pro menghubungi Mohd Thaufik Mohamed Tambi, Pejabat di Unit Pemimpin Pembangunan Masyarakat (UPPM) N71 Tanjung Batu, Tawau. Thaufik tidak membantah tentang informasi serupa juga tersebar pada sebagian masyarakat di Kota Tawau. Namun ditegaskan informasi tersebut tidak benar atau hanya isu saja.
”Mungkin ada yang salah menafsirkan maklumat yang dikeluarkan oleh pihak kerajaan (Malaysia) akhirnya menyebar berita tak benar,” terang Thaufik.
Meluruskan informasi, sebenarnya pada tanggal 18 Februari tersebut pihak pemerintah Kerajaan Malaysia akan mengkaji kembali, apakah dalam masa 14 hari terakhir ada penurunan kasus wabah Covid 19 di wilayah negeri Sabah, termasuk Tawau.
“Yang benar, di Tawau masih dalam masa lockdown. Perpanjangan terakhir dimulai sejak tanggal 4 Februari lalu. Kalau sampai tanggal 18 Februari nanti ada terjadi penurunan angka kasus Covid yang besar, dimungkinkan akan dilakukan pembukaan itu (jalur Nunukan-Tawau),” tegas Thaufik.
Tapi dia sendiri mengaku tidak begitu yakin hal tersebut terealisasi dalam waktu dekat ini mengingat masih terjadi penambahan Positif Covid di Tawau. Berdasar data yang diperoleh, kata Thaufik, secara keseluruhan jumlah kasus di Sabah telah mencapai 50.732 kasus positif.
“Hari ini (Rabu, 10 Pebruari 2021) saja, bertambah lagi 180 kasus baru di seluruh Sabah. Sedangkan yang dipulangkan baru sebanyak 317 pasien,” tegas Thaufik yang melanjutkan, khusus di Tawau ada penambahan 25 kasus baru.
Thaufik sendiri berharap akses yang menghubungan Tawau-Nunukan dan sebaliknya bisa segera dibuka dengan alasan sejak ditutup kisaran awal tahun 2020 lalu berdampak juga pada perekonomian masyarakat yang menurun drastis.
“Memang teruk (parah) ekonomi semasa corona merebak (menyebar) ni. Karena perputaran uang di Tawau dipengaruh juga dari pedagang dan pelancong dari Nunukan,” kata Thaufik.
Masih tertutup jalur antara Nunukan-Tawau ini dikeluhkan juga oleh Rudi Salam selaku Kapten KV Purnama, kapal penumpang reguler yang melayani penumpang antara Nunukan-Tawau. Penghasilan rutin perbulan yang dia peroleh dari pekerjaannya saat hanya sebatas gaji pokok karena kapal yang dia nakhodai tidak beroperasi.
“Kondisi seperti sekarang ini, ya kami pasrah saja menerimanya. Semoga saja kasus Corona segera berakhir dan kami bisa bekerja secara normal lagi,” kata Rudi Salam yang mengaku sempat juga mendengar kabar kemungkinan dibukanya jalur layanan kapal reguler antara Nunukan dengan Tawau itu antara bulan Mei hingga Juni mendatang. (dia/diksipro)