NunukanPendidikan

WBP Muslim di Lapas Nunukan Antusias Ikuti Kajian Tafsir Al Qur’an

Aliful Humam : “Bentuk pembinaan meningkatkan kesadaran beragama,”

NUNUKAN – Sebagai bentuk pembinaan kepribadian kerohanian terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang beragama Islam, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nunukan secara rutin memprogramkan kegiatan yang menanamkan nilai-nilai keagamaan yang berkesinambungan terhadap WBP pemeluk agama Islam.

Salah satu aktivitas yang selama ini sudah terprogram secara baik adalah kegiatan Kajian Rutin Tafsir Al Qur’an yang melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nunukan yang cukup antusias diikuti para muslimin dan muslimah penghuni Lapas tengah menjalani masa pidananya di Lapas Kelas II Nunukan ini.

Seperti pada kegiatan yang diselenggarakan pada Rabu (20/9/2023) yang menghadirkan Ustad Anam Azhari, bertempat di Masjid At Taubah Lapas Nunukan, ratusan WBP muslim terlihat aktif menyimak materi-materi kajian yang disampaikan oleh pemuka agama di daerah ini yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris MUI Nunukan itu.

Apalagi, pemateri yang dihadirkan begitu memahami situasi, kondisi serta lingkungan keberadaan para jemaah kajiannya, terlihat begitu cermat menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dapat dipahami warga binaan.

Termasuk pada sesi dialog sebelum kegiatan berakhir, tidak sedikit warga binaan yang mengikuti terlihat sangat antusias, tertib bergiliran mengajukan pertanyaan. Bahkan pertanyaan yang diajukan juga cukup menarik.

Diantaranya tentang banyaknya lafal-lafal yang membutuhkan tafsir karena adanya ayat-ayat yang susunan kalimatnya singkat namun luas pengertiannya. Demikian juga sebaliknya, dalam lafal yang sedikit dan singkat saja namun terhimpun sekian banyak makna.

Mewakili Kepala lapas kelas II Nunukan, I Wayan Nurasta Wibawa, Kepala seksi Pembinaan dan Pendidikan (Kasi Binadik), Aliful Humam menjelaskan, kegiatan Kajian Rutin Tafsir Al Qur’an merupakan salah satu bentuk program pembinaan keagamaan mereka terhadap warga binaan untuk meningkatkan kesadaran melaksanakan ajaran -ajaran agama dalam kehidupan sehari harinya.

“Ini bentuk layanan pembinaan dan bimbingan yang kami berikan sebagai upaya untuk membuat warga binaan Kembali ke jalan yang benar. Menyadari kesalahan yang telah mereka lakukan dan menjadi pribadi lebih baik lagi pada masa yang akan datang,” kata Aliful Humam.

Program pembinaan serupa tersebut, lanjut pejabat ini, akan terus dilaksanakan dan ditingkatkan oleh Lapas kelas II B Nunukan, sebagai bekal untuk warga binaan memperbaiki diri lebih baik setelah nanti kembali hidup bebas di tengah masyarakat.

Memberikan tanggapannya terhadap program pembinaan keagamaan umat muslim di Lapas Nunukan ini, Ustad Anam Azhari, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap pihak Lapas Nunukan dalam memberikan bimbingan keagamaan terhadap warga binaan mereka.

Anam Azhari menyebutkan bahwa Lembaga Pemasyarakatan merupakan salah satu lokus binaan penyuluhan agama yang diharapkan dapat memberikan bimbingan agar warga binaan dapat bertobat dan diarahkan kepada ketaatan beragama sehingga setelah bebas nanti bisa menjadi insan yang penuh kesadaran dan tidak lagi mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan.

“Penanaman nilai-nailai keagamaan terhadap penghuni Lapas memang perlu dilakukan berkesinambungan dengan menyerahkan bimbingannya kepada penyuluh agama yang dinilai cakap dan memiliki kompetensi di bidangnya,” terang Anam Azhari.

Besar harapannya, pembinaan spriritual yang berkolaborasi dengan MUI Nunukan yang terjalin, bisa memberikan perubahan kehidupan beragama bagi waega binaan yang ada di Lapas Nunukan. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button