NUNUKAN – Ratusan tenaga kerja dari perusahaan tambang batu bara di Kabupaten Nunukan kehilangan pekerjaan setelah tiga perusahaan pengelola usaha tambangan batu di daerah ini, masing-masing PT. Pipit Intis (PI), PT. Pipit Mutiara Raya (PMR) dan PT. Anjas Anita Jaya (AAJ) menyatakan tutup usaha.
Kabarnya, penutupan ketiga perusahaan yang merupakan anak perusahaan PT Pipit Group ini disebut-sebut lantaran usaha yang selama ini beroperasi sudah tidak berjalan lancar. Penyebabnya, batu bara yang mereka produksi ditolak pasar lantaran kualitasnya yang kurang baik.
Memastikan kebenaran informasi tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertran) Kabupaten Nunukan, Masniadi yang dikonfirmasi media ini membenarkannya.
Menurut Masniadi, pihaknya telah menerima pemberitahuan secara resmi melalui surat dari masing-masing perusuhaan yang tutup usaha tersebut pada pertengahan Maret 2023 lalu.
“Masing-masing pihak perusahaan sudah menginformasikan kepada kami (Disnakertran) terkait penutupan perusahaan mereka,” ujar Masniadi, Senin (10/4/2023)
Sama seperti isu tersiar sebelumnya, penegasan alasan tutupnya ketiga perusahaan dimaksud dikatakan oleh Kadisnakertrans Kabupaten Nunukan ini, masing-masing perusahaan sudah kesulitan mendapatkan buyer (pembeli) lantaran kualitas barang yang dimiliki tidak seperti yang diinginkan pasar.
Dampak dari tutupnya ketiga perusahaan tambang batu bara itu, berakibat terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 267 karyawan pada tanggal 20 maret 2023.
Masing-masing rincian jumlah karyan yang di PHK, terbesar pada PT. Anjas Anita jaya sebanyak 131 karyawan, PT. Pipit Intis sebanyak 73 karyawan serta 10 orang karyawan dari PT. Pipit Mutiara Jaya. Jumlah karyawan yang terkena gelombang PHK bertambah setelah Kembali dilakukan efisiensi tenaga kerja tahap 2 pada tanggal 31 Maret 2023 sebanyak 53 orang.
Masih seperti dikatakan Masniadi, selain tiga perusahaan penambangan batu bara yang sduah menyatakan tutup tersebut, menyusul dua perusahaan lagi yang akan tutup pada bulan Mei 2023 mendatang.
“Saat ini sudah mulai dilakukan proses-proses rencana penutupan dua perusahaan yang akan menyusul,” terang Masniadi. Namun pejabat ini belum bersedia menyebutkan identitas dua perusahaan yang akan menyusul tutup tersebut. (ADHE/DIKSIPRO)