Suasana Haru Dibalik Kemeriahan Acara

Ramah Tamah Pelepasan Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Nunukan

NUNUKAN – Dibalik kemeriahan acara ramah tamah pelepasan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Nunukan digelar Rabu (7/5/2025) di Gedung Olahraga Dwikora Nunukan, ada momen cukup mengharukan.

Saat rangkaian kegiatan memasuki acara sesi foto bersama. Secara bergiliran, siswa dari setiap kelas didampingi masing-masing wali kelasnya bergiliran naik ke atas pentas untuk diabadikan melalui rekaman gambar foto kenangan masa-masa terakhir kebersamaan di sekolah tersebut.

Dimulai dari pelajar kelas IX A. Dengan jumlah siswa yang naik ke pentas sebanyak 27 orang, mereka terlihat kompak mengenakan busana biru – hijau difoto bersama wali kelasnya, Aris  Wibowo dengan gaya formal dilanjutkan ke gaya bebas.

Jika ada yang terlihat berbeda, salah seorang diantara pelajar putri terlihat  membawa sebuah pas foto hitam putih berukuran besar berbingkai warna putih. Itulah foto almarhumah Zahra Nur Sabrina. Rekan sekelas mereka yang telah pergi untuk selama-lamanya akibat kecelakaan lalu lintas yang dialami saat pulang sekolah pada Senin (26/8/2024) lalu.

Menyaksikan sesi foto bersama pelajar kelas IX A dengan membawa foto almarhumah putri sulung dari dua bersaudara anak pasangan Suardi dan Sapriani tersebut ternyata sempat membuat terharu banyak tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut. Tidak sedikit diantaranya bahkan sempat terlihat menyeka air mata.

Membawa serta foto almarhumah Zahra Nur Sabrina naik ke atas pentas untuk disertakan pada sesi foto bersama saat itu, menurut Aris Wibowo merupakan ide bersama rekan-rekan sekelas, wali kelas dan beberapa guru lainnya. Ide tersebut mendapat restu dari Kepala SMP Negeri 1 Nunukan, Rustiningsih.

“Setidaknya, dari ide tersebut memberi gambaran bahwa almarhumah adalah figur seorang sahabat yang begitu dicintai rekan-rekannya dan tidak dilupakan begitu saja setelah kepergiannya,” kata Aris Wibowo.

Setelah disepakati dan mendapat persetujuan Kepala Sekolah, langkah berikut, upaya untuk mendapatkan ijin dari pihak kedua orang tua almarhum yang ternyata tidak mendapat hambatan apapun.

“Alhamdulillah kedua orang tuanya mengijinkan. Tapi tidak bisa hadir untuk melihat prosesi foto bersama yang menyertakan foto almarhumah putri merek pada saat acara ramah tamah pelepasan siswa yang kami selenggarakan. Alasannya, secara psikologis belum memiliki cukup kekuatan untuk menyaksikannya,” terang Aris Wibowo.

Saat musibah kecelakaan terjadi, Aris Wibowo mengaku baru lebih kurang satu bulan menjadi wali kelas almarhumah dan rekan-rekannya di kelas IX A di SMP Negeri 1 Nunukan. itu sebabnya dia tidak bisa bercerita banyak tentang personality  Zahra Nur Sabrina yang dia kenal.

Tapi Aris memastikan bahwa semasa menjadi siswa di sekolah mereka, nama Zahra belum pernah sekalipun terdengar apalagi tercatat sebagai siswa yang melakukan pelanggaran. Bahkan dapat dipastikan, dia merupakan salah seorang siswa tergolong pintar. Terbukti dengan keberadaannya di kelas IX A dan sebelumnya saat masih duduk di kelas VIII, dia berada di kelas VIII B.

Klasifikasi kelas A dan kelas B di setiap sekolah, menurut Kepala SMP Negeri 1 Nunukan, Rustiningsih, merupakan ruang kelas yang tersedia untuk  pelajar dengan nilai asesmen kognitif dan nilai akademik yang baik.

Dengan jumlah ratusan siswa yang dimiliki, Rustiningsih juga mengaku tidak terlalu jauh mengenal kepribadian dan keseharian almarhumah Zahra.

“Tapi berdasar cerita rekan-rekannya, terlebih adanya inisiatif rekan dan beberapa guru untuk menyertakan foto almarhumah pada sesi foto bersama saat acara ramah tamah pelepasan siswa kemarin, menandakan dia adalah sosok pelajar yang baik. Sekaligus sahabat yang menyenangkan,” ujar Rustiningsih yang mengaku juga sempat terbawa rasa haru pada momentum foto bersama siswa kelas IX A saat itu. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar
Exit mobile version