Foto : Korban Bencana Gempa Sulbar menerima sumbangan yang dibawa FKPB
BENCANA alam yang melanda tanah air di awal tahun 2021, menyisakan luka mendalam bagi para korban baik Bencana Gempa di Sulawesi Barat (Sulbar), Banjir Bandang di Kalimantan Selatan (Kalsel), Erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur dan Tanah longsor di Sumedang, Jawa Barat.
Kondisi ini tentu menarik simpati sejumlah masyarakat di tanah air untuk ikut meringankan beban para korban yang tentu membutuhkan uluran tangan.
Hal ini juga lah yang mendasari sejumlah relawan asal Nunukan yakni Mustafa Betta dan Aiyub untuk ikut meringankan beban para korban bencana gempa di Mamuju Sulbar.
Bagaimana perjalananan mereka, berikut secuil kisahnya.
DIANSYAH / diksipro.com
Sepekan menggelar aksi ke jalan mengumpulkan sumbangan, ternyata gabungan organisasi kemasyarakatan baik itu Forum Komunikasi Peduli Bencana (FKPB) Nunukan dan Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) setidaknya menerima sumbangan dana sebesar Rp 50 Juta baik dari masyarakat Nunukan, Sebatik dan Tarakan.
Bukan hanya berupa dana, kelompok ini juga mengumpulkan barang setidaknya 180 karung baik berupa pakaian maupun keperluan bayi dan anak-anak.
Rabu, 20 Januari 2021 dua relawan Nunukan ini pun meninggalkan Nunukan menuju Kota Pare-pare dengan difasilitasi armada laut dari perusahaan pelayaran swasta KM Thalia.
Jumat, 22 Januari 2021 relawan beserta barang bantuan pun tiba di Pelabuhan Pare-pare. Mereka kemudian disambut oleh KKMSB beserta 12 unit pickup untuk membawa ratusan karung bantuan tersebut.
“Alhamdulillah setibanya di Pare-pare kita memang sudah ditunggu Krismandar disana, jadi mereka juga ikut dalam perjalanan menuju pos kami di Majene,” ujar Mustafa Betta atau lebih akrab disapa Cacank.
Butuh waktu tiga jam perjalanan untuk sampai di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat yang kemudian menjadi pos guna mendistribusikan sejumlah bantuan tersebut.
Menurut Cacank, Majene dipilih sebagai pos karena akses jalannya masih terbilang terbuka dan memudahkan setiap unit dalam mendistribusikan bantuan ke sejumlah daerah di perbatasan Majene dan Mamuju.
Ada cerita menarik yang diungkapkan Cacank dalam mendistribusikan bantuan-bantuan tersebut guna menghindari aksi penjarahan oleh orang-orang tak bertanggungjawab di sepanjang jalan Majene-Mamuju.
Mereka menggunakan tiga unit Toyota Avanza, hal itu dilakukan guna memudahkan pendistribusian bantuan sehingga tidak menjadi korban penjarahan oleh masyarakat sekitar.
Dari 180 karung yang dibawa, para relawan ini kemudian membagi menjadi 400 paket siap salur.
200 paket diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sulbar, sementara 200 paket sisanya diberikan langsung oleh kedua relawan Nunukan ini kepada korban.
Kondisi jalan yang rusak serta lokasi pengungsian yang jauh, membuat tim relawan Nunukan ini sedikit kesulitan dalam upaya pendistribusian. Mereka kemudian berkomunikasi dengan ketua-ketua posko yang masing-masing diwakili para Ketua RT desa setempat.
“Karena agak sulit untuk menjangkau lokasi pengungsian, kami meminta ketua-ketua posko untuk bisa mengambil bantuan di jalan poros. Karena untuk masuk ke tempat mereka kira-kira lima kilo lah jaraknya. Dan yang kami bawa ini Avanza bukan double cabin,” kisah Cacank.
Selanjutnya, sejumlah bantuan bagi keluarga-keluarga besar warga Nunukan yang berada di Sulbar, tak ketinggalan mereka juga menyambangi keluarga dari Anggota DPD RI dari Kaltara Hasan Basri.
Usai menyalurkan seluruh bantuan kurang lebih sepekan, para relawan inipun kembali ke Nunukan dengan rasa syukur usai menyelesaikan amanah para donatur yang telah memberikan sumbangsih baik dana maupun barang tersebut.
Perjalanan kedua relawan ini bukan kali pertama, sebelumnya pada saat gempa Palu, Sulawesi Tengah berapa tahun silam itu juga terpanggil terjun langsung menyalurkan bantuan.
Kepada diksipro.com Cacank mengungkapkan jika aksinya itu semata-mata karena kerap terpanggil untuk bisa ikut melihat dan merasakan apa yang dirasakan saudara-saudara kita yang terkena musibah.
“Ini murni panggilan hati, tidak ada niat lain atau maksud lain. Waktu di Palu kebetulan keluarga besar disana. Jadi waktu dengar gempa Sulbar sontak saja ingin terjun kembali memberikan bantuan kemanusiaan disana,” aku Cacank.
Cacank pun tak lupa menyampaikan kejadian dan bencana dapat menimpa siapa saja, perbanyak bersyukur bagi kita yang selalu dijauhi musibah dan selalu ikut berkontribusi ketika ada saudara kita yang terkena musibah. (*)