Politeknik Negeri Nunukan Menuju Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi

NUNUKAN – Persiapan menjadikan Politeknik Negeri Nunukan (PNN) sebagai Zona Integritas (ZI) dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), pihak kampus menggelar rapat pengarahan yang dipimpin langsung oleh Direktur PNN, Arkas Viddy pada Jumat (9/9/2022).

Dalam rapat tersebut Arkas Viddy, mengajak seluruh manajemen untuk melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Mulai dari Merubah mindset agar pola budaya kerja pegawai berubah, Menciptakan birokrasi yang bersih dan akuntabel, Birokrasi yang efisien dan efektif serta Birokrasi yang mampu memberikan pelayanan publik yang baik.

“Persiapan awal menuju WBK, perlu merapikan, mempersiapkan, melengkapi SOP-SOP dan selanjutnya akan memenuhi semua sistem pendukung SDM,” ucap Arkas Viddy.

Pada kesempatan tersebut, PNN jga mendapatkan Sosialisasi Zona Integritas dan WBK dari Direktur Politeknik Pertanian Samarinda (Politani), Hamka.

Mengawali sosialisasinya, Hamka menjelaskan bahwa Politani Samarinda adalah salah satu unit kerja yang mendapatkan penghargaan Wilayah Bebas Korupsi peringkat ke 3 Satuan Kerja (Satker) terbaik.

Dijelaskan, untuk melaksanakan pembangunan zona integritas, adalah dengan menerapkan 6 area bidang. Masing-masing, Manajemen Perubahan, Penataan Tata Laksana, Penataan Sistem Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja serta Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

“Persiapan yang dilakukan Politani Samarinda untuk menuju WBK adalah membentuk Tim Kerja Pembangunan Zona Integritas. Tim ini bertugas mempersiapkan, melengkapi semua data dukung yang diperlukan,” jelasnya.

Sistem pendukung SDM yang disarankan oleh Politani Samarinda untuk dilakukan PNN, yang pertama adalah Komitmen Pimpinan. Dilanjutkan dengan Kesiapan Politeknik Negeri Nunukan menyosialisasikan kepada keseluruh pegawainya untuk menuju WBK.

Pemasangan Slogan WBK, Banner atau Spanduk juga dipastikan sebagai sistem pendukung lainnya adalah melaksanakan Kuesioner (dibuat dalam bentuk link) dengan mitra sekitar 100-200 responden untuk mendapatkan penilaian langsung ke Inspektorat.

“Dan yang terakhir adalah dengan membuat Yel-Yel,” terangnya. (Hms PNN/Sekdir)

Komentar
Exit mobile version