NUNUKAN – Lantaran dilakukan perubahan rute, Lomba Gema Takbir yang digelar Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Nunukan, disebut-sebut kehilangan esensi.
Hal itu dinyatakan langsung oleh Ketua BKPRMI Kabupaten Nunukan, Mahmud menyusul arahan dari pihak kepolisian untuk merubah rute arak-arakan peserta lomba yang sebelumnya sudah derencanakan panitia.
Menurut Mahmud, rute lomba yang digelar bertepatan malam menjelang Idul Fitri 1443 H tersebut sudah ditentukan, dimulai dari garis start di lokasi Masjid Hidayaturrahman Islamic Center, mengarah ke Jl. Ujang Dewa – Jl. Sei. Sembilan – Jl. Angkasa – Jl. Patimura – Jl. TVRI – Jl. A. Yani – Jl. Bhayangkara – Jl. Taman Makam Pahlawan – Jalan Pasar Lama dengan garis Finish di kawasan Alun-alun Kota Nunukan.
“Rute tersebut sudah mendapat rekomendasi dari Satgas Covid-19 Kabupaten Nunukan. Namun belakangan Kapolres ternyata kurang sepakat dengan rute lintasan dimaksud dengan alasan menghindari terjadi kemacetan lalu lintas saat iring-iringan peserta lomba memasuki kawasan perkotaan,” terang Mahmud.
Sehingga panitia terpaksa melakukan perubahan rute. Dimulai dari garis start di Islamic Center, menuju Jl. Ujang Dewa – Perempatan Simpang Kadir dilanjutkan ke Jl. Lingkar – Jl. Pelabuhan Baru, Jl. Angkasa, Jl. Sei Sembilan dan garis Finish di lokasi Gedung Olahraga (GOR) Dwikora Nunukan.
Rute lintasan yang dibuat panitia, menurut Mahmud, selain bertujuan menyemarakkan perayaan Idul Fitri tahun ini juga bertujuan sebagai bentuk syiar agama.
Selaku penyelenggara, kata Mahmud panitia ingin masyarakat secara lebih luas bersuka cita merayakan lebaran tahun ini. Syiar agamanya bisa menjangkau lebih banyak umat.
“Apalagi selama masa pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu banyak aktivitas masyarakat dibatasi oleh aturan. Tapi Kapolres tidak sepakat. Ya sudah, panitia mengikuti saja,” kata Mahmud.
Menjelaskan sehingga harus dilakukan perubahan pada rute perjalanan peserta Lomba Gema Takbir, menurut Kapolres Nunukan, AKBP Ricky Hadiyanto, S.H., S.I.K., M.H., dimaksudkan agar tidak mengganggu mobilitas masyarakat yang masih berbelanja pada malam lebaran.
“Kami tidak melarang lomba takbirannya, hanya meminta rutenya diubah agar tidak mengganggu mobilitas orang berbelanja yang biasanya sangat ramai dilakukan pada malam menjelang lebaran,“ terang Ricky.
Selanjutnya, Ricky mengatakan walau saat ini status PPKM di Nunukan sudah berada di level 1 namun protokol kesehatan tidak boleh diabaikan. (INNA/DIKSIPRO).