Nunukan

Ibu Minggat Bersama PIL, Ayah Meninggal di Tahanan

Bocah Deportan Dari Malaysia Tanpa Didampingi Orang Tua

NUNUKAN – Ada kisah miris di balik deportasi yang dialami dua bocah laki-laki bersaudara Muhammad Khairil (8) dan Muhammad Hasril (6) tanpa didampingi kedua orang tua maupun anggota keluarga lainnya dari Tawau, Malaysia ke Nunukan, Indonesia.

Ayahnya bernama Aris bin Saing disebut-sebut meninggal dunia dalam Rumah Tahanan di Tawau, saat menunggu proses pemulangan ke Indonesia. Sedangkan ibunya, pergi meninggalkan mereka, jauh sebelum ketiganya terjaring operasi penertiban Pendatang Tanpa Izin (PTI) oleh pihak keamanan Malaysia.

Dari cerita Khairil, diketahui kepergian ibunya meninggalkan ayah, dia dan adiknya Hasril karena mengikuti Pria Idaman Lain (PIL). Setelah itu, keberadaan ibunya di Malaysia tidak pernah diketahui lagi.

“Mama’ saya pergi sama laki-laki. Kalau bapak meninggal di depan kami (Khairil dan hasril) waktu makan malam di Rumah Tahanan di Tawau,” terangnya.

Menambahkan keterangan tersebut, Kepala Seksi Perlindungan dan Penempatan UPT Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan, Arbain mengatakan, setelah kepergian ibunya, kedua bocah tersebut tinggal bersama orang tua laki-laki mereka, hingga akhirnya terjaring razia penertiban pendatang haram di negeri jiran tersebut.

Agar mendapatkan perlindungan yang lebih layak setelah tiba di Nunukan, BP2PMI Kabupaten Nunukan tidak menggabungkan kedua bocah laki-laki tersebut bersama PMI deportan lainnya di tempat penampungan sementara, Komplek Rusunawa, Jl. Ujang Dewa Sedadap, Nunukan Selatan.

Khairil dan Hasril diserahkan kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Nunukan. Oleh DP3AP2KB Nunukan, keduanya ditipkan sementara di Panti Asuhan Ruhama sambil menunggu kontak keluarganya dari Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Terbaru, diperoleh informasi bahwa keberadaan Khairil dan Hasril di Nunukan saat ini telah diketahui oleh ibunya yang bernama Inisial As yang hingga saat ini masih berada di Malaysia.

Narasumber layak dipercaya, salah seorang awak media di daerah ini, Budi Ansori menyebutkan sudah ada komunikasi dari As yang bermaksud untuk datang ke Nunukan ingin menjemput kedua anaknya. Namun dijelaskan Budi bahwa kemungkinan itu agak sulit mengingat kebijakan lockdown yang hingga saat ini masih diterapkan oleh Pemerintah Malaysia, tidak membenarkan orang keluar atau masuk ke negara tersebut.

“Setelah dijelaskan terkait kondisi tersebut, As bermaksud ingin berkomunikasi langsung dengan kedua anaknya melalui sambungan telepon. Karena tanggungjawab penanganan kedua anak tersebut sudah berada pada DP3AP2 Kabupaten Nunukan, saya sarankan agar As menghubungi dinas tersebut,” terang Budi.

Masih menurut Budi, As juga membantah bahwa dia minggat meninggalkan keluarga karena mengikuti pria lain. Penjelasan singkat As, dia diceraikan suaminya dan disuruh menikah dengan pria lain yang saat ini sudah menjadi suami As.

Belum diketahui apakah Khairil dan dan Hasril sudah mengetahui adanya upaya ibu mereka di Malaysia yang ingin berkomunikasi. Namun dari penjelasan sebelumnya, Khairil pernah menyampaikan keinginannya untuk kembali ke kampung halaman ayahnya saja.

“Saya mau pulang ketemu nenek di Bulukumba. Bapak saya pernah bilang mau pulangkan dan sekolahkan kami di Bulukumba,”  kata Khairil saat itu. (BIAZ/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button