NUNUKAN – Di lingkungan sekitar tempat tinggalnya di Jl. Cik Ditiro Gg. Melon RT 21 Kelurahan Nunukan Timur, Smr (21) wanita yang ditemukan sudah menjadi jenazah yang terbungkus dalam karung pada Jum’at (16/12/2022) di Nunukan dikenal sebagai gadis yang baik dan sangat bertanggung jawab dengan keluarganya.
Salah satu bukti dari tanggung jawab terhadap keluarga tersebut, bungsu dari 4 bersaudara pasangan orang tua, ayahnya bernama Al dan ibunya bernama Sa itu bekerja di salah satu warung makan di Jalan Lingkar Pulau Nunukan guna menopang ekonomi keluarga yang dapat digolongkan keluarga kurang mampu tersebut.
Lalu apa alasan dia memutuskan hubungan sebagai pasangan kekasih dengan pemuda bernama MAA (26) yang kemudian menjadi ‘algojo’ dalam menghilangkan nyawanya tersebut.
Ketua RT setempat, Andi Sahib yang sempat diwawancarai media ini mengaku sedikit banyaknya mengetahui latar belakang keluarga warganya, pasutri Al dan Sa maupun hubungan asmara antara MAA dan Smr.
“Setahu saya mereka (MAA dan Smr) memang berpacaran. Tapi belakangan saya dengar mereka sudah putus. Smr yang meminta putus. Ibunya (Sa) yang sebelumnya mengizinkan anaknya berpacaran dengan MAA, juga sangat mendukung agar anaknya Smr berpisah saja dengan MAA,” terang Andi Sahib.
Menjelaskan alasan sehingga Smr memutuskan tautan kasih yang telah dibina bersama MAA sejak April 2022 tersebut lantaran MAA melakukan tindakan kriminal, mencuri sebuah Handphone milik keluarganya sendiri. Handphone hasil curian tersebut, kata Sahib, kemudian diberikan kepada Smr sebagai hadiah.
MAA akhirnya diamankan petugas dari kepolisian setelah dilaporkan oleh korbannya dan terbukti sebagai pelaku pencurian Handphone dimaksud. Andi Sahib menduga, kasus tersebut tentu saja membuat Smr dan keluarganya merasa malu. Apalagi terungkap juga bahwa sebelumnya MAA pernah bermasalah hukum dan mendekam di balik tembok penjara.
“Walau kemudian kasus pencurian Handphone tersebut diselesaikan damai secara kekeluargaan, yang saya tau Smr berkeras tetap putus hubungan pacarannya. Tapi MAA tidak mau bahkan memaksa agar mereka segera menikah,” lanjut Sahib.
Dari salah seorang kerabat korban yang meminta identitasnya tidak disebutkan, sebenarnya hubungan asmara antara Smr dengan MAA berawal baik dan keluarga Smr juga menerima kehadiran MAA di lingkungan keluarga mereka.
“Bahkan MAA sering menginap secara baik-baik di rumah Smr atas seizin orang tuanya tentunya,” kata narasumber ini.
Tapi kondisi itu tidak berlangsung lama, perlahan Smr dan keluarganya mulai melihat sifat asli MAA yang tidak baik. Selain telah mempermalukan Smr dan keluarganya dengan kasus pencurian Handphone dan pernah mendekam di penjara, MAA juga pernah tega mencuri uang milik ibu Smr yang bernama Sa sebesar Rp 100.000,-
“Sebagai keluarga yang tergolong kurang mampu, uang sebesar itu tentunya sangat berarti bagi mereka tapi MAA malah tega mencurinya,” terangnya lagi.
Setelah mengetahui sifat buruk pacarnya tersebut yang akhirnya diyakini membuat Smr memilih menjauh dari MAA ditambah ketidaksukaan keluarganya karena perilaku buruk MAA.
Padahal sebelumnya mereka terlihat sebagai pasangan kekasih yang romantis. Smr banyak mengunggah foto-foto mesra dia bersama MAA di akun sosial Facebook miliknya. Bahkan pada salah satu akun Facebook yang dimiliki Smr dia menggunakan nama akun gabungan antara nama panggilannya dengan nama panggilan MAA. (ADHE/DIKSIPRO)