Air sungai Meluap, 11 Sekolah di Sembakung Terendam Banjir
NUNUKAN – Setidaknya, 11 sekolah pada dua kecamatan di Kabupaten Nunukan saat ini terendam banjir akibat meluapnya volume air sungai di kecamatan tersebut. Masing-masing sekolah yang terdampak banjir itu, 3 sekolah berada di Kecamatan Sembakung Atulai dan 8 sekolah berada di Kecamatan Sembankung.
Rincian dari 3 Sekolah Dasar yang terendam banjir di Kecamatan Sembakung Atulai adalah SD Negeri 003 di Desa Katul, SD Negeri 005 di Pulau Keras dan SD negeri 006 di Desa Binanun Matol.
Sedangkan 8 sekolah lainnya yang berada di kecamatan Sembakung, 3 diantaranya berada di Desa Atap adalah SD Negeri Sembakung, SD Negeri 002 dan SD Negeri 003. Dua sekolah di Desa Tagul adalah SD Negeri 007 dan SMP negeri 4 serta masing-masing 1 sekolah, SD Negeri 004 di Desa Atap Tembelenu, SD Negeri 006 di Desa Bungkul dan SD Negeri 11 di Desa Tujung.
Selain bangunan sekolah, seperti dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Achmad, satu fasilitas dunia pendidikan yang juga ikut terdampak banjir tersebut adalah Kantor UPTD Dinas Pendidikan yang berada di Desa Atap, Kecamatan Sembakung.
“Saya mendapat laporan langsung dari Camat dan masing-masing Kepala Sekolah di dua kecamatan itu, terkait peristiwa banjir yang terjadi,” kata Achmad, Kamis (22/6/2023).
Masih beruntung, banjir yang terjadi sejak Ahad 18 Juni 2023 itu berlangsung pasca siswa sekolah menyelesaikan proses pembelajaran ulangan pada semester akhir tahun ini. Sehingga bencana alam yang terjadi tidak berdampak langsung pada aktifitas belajar mengajar siswa dan guru di sekolah masing-masing.
“Kegiatan di sekolah saat ini hanya tinggal menunggu pembagian raport dan kegiatan class meeting. Namun, disebabkan banjir, kedua aktifitas itu tidak bisa dilangsungkan sebagaimana lazimnya di sekolah,” terangnya.
Kendati demikian, Achmad menyampaikan kepada pihak sekolah, untuk beberapa kegiatan krusial terkait kebutuhan siswa dapat tetap dilaksanakan, walau mengalihkan tempat pelaksanaannya dari sekolah.
“Misalnya, untuk pembagian raport atau keperluan lainnya. Bahkan Kalau perlu setiap guru tetap melaksanakan pelayanan di rumah masing-masing. Kecuali kegiatan class meeting yang terpaksa ditiadakan,” kata Acmad lagi.
Terkait kondisi di setiap sekolah dengan adanya musibah banjir ini, terang Acmad, sebelumnya sudah dilakukan antisipasi pengamanan terhadap barang-barang yang rentan air. Misalnya buku-buku, arsip administrasi serta barang-barang elektronik.
Antisipasi pengamanan itu dapat dilakukan, mengingat musibah banjir di kecamatan tersebut merupakan rutinitas bencana alam yang terjadi setiap tahun dan sudah dapat diprediksi sebelumnya berdasar pengalaman selama ini.
“Bahkan tiga hari sebelum terjadi bajir, salah seorang Kepala sekolah sudah menginformasikan kepada saya terkait prediksi akan terjadi hal tersebut dengan mengamati tanda-tanda alam,” jelas Achmad lagi.
Diketahui, saat curah hujan mulai tinggi, masyarakat setempat sudah dapat menduga akan terjadi luapan air sungai dengan volume air yang cukup besar. Terutama akan adanya banjir kiriman dari wilayah negara tetangga terdekat, Malaysia akibat kawasan hutannya sudah banyak yang gundul. (ADHE/DIKSIPRO)
.